7 Alasan Imunisasi jadi Senjata Mencegah Kasus DBD di Indonesia

7 hours ago 1

7 Alasan Imunisasi jadi Senjata Mencegah Kasus DBD di Indonesia

7 Alasan Imunisasi jadi Senjata Mencegah Kasus DBD di Indonesia. (Foto: Ist)

JAKARTA - Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia. Meskipun upaya pemberantasan sarang nyamuk terus digalakkan, fakta bahwa belum ada obat khusus untuk mengobati dengue menjadikan pencegahan sebagai langkah utama yang paling efektif.

Salah satu bentuk pencegahan yang kini mendapat perhatian lebih besar adalah imunisasi dengue. Dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2025, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat baru-baru ini menggelar talk show edukatif bertajuk "Ayo Lengkapi Imunisasi, Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas." 

Acara ini menyoroti peran sentral imunisasi dalam membangun generasi masa depan yang sehat dan tangguh, termasuk dalam menghadapi tantangan penyakit seperti DBD.

Berikut adalah beberapa hal yang menjadikan imunisasi, khususnya vaksinasi dengue penting untuk mencegah kasus DBD, dilansir dari rilis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Rabu (7/5/2025).

1. Dengue Bukan Penyakit Musiman

Seperti disampaikan oleh Dr. Anggraini Alam, Ketua IDAI Jawa Barat, banyak orang keliru menganggap dengue hanya muncul saat musim hujan. 

Padahal, infeksi dengue dapat terjadi sepanjang tahun, menyerang siapa saja, tanpa pandang usia, lokasi, atau gaya hidup. 

Karena itu, pencegahan harus dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya ketika terjadi lonjakan kasus.

2. Tidak Ada Obat Khusus untuk Dengue

Berbeda dengan penyakit infeksi lainnya, dengue belum memiliki pengobatan spesifik yang dapat menyembuhkan. Penanganan selama ini hanya bersifat suportif, yaitu mengelola gejala dan mencegah komplikasi. 

Maka dari itu, vaksinasi dengue menjadi inovasi penting dalam upaya mencegah infeksi dan memutus rantai penularan.

“Tidak ada obat khusus untuk dengue, sehingga pencegahan menjadi kunci utama. Beberapa di antaranya dengan menerapkan 3M Plus secara konsisten, dan melakukan metode pencegahan inovatif seperti vaksinasi," ujar Dr. Anggraini. 

3. Vaksinasi Dengue Direkomendasikan Secara Luas

Berdasarkan rekomendasi medis terbaru, vaksin dengue kini dianjurkan untuk anak-anak dan dewasa usia 6 hingga 45 tahun, bahkan tanpa perlu riwayat infeksi sebelumnya. 

Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan jarak tiga bulan, dan terbukti mampu mengurangi risiko keparahan serta penyebaran virus.

“Namun untuk memperoleh perlindungan optimal, seseorang harus mendapatkan dosis yang tepat sesuai petunjuk dokter, yaitu dua dosis yang diberikan dalam rentang waktu tiga bulan,” tutur Dr. Anggraini. 

4. Perlindungan Diri dan Komunitas

Vaksinasi dengue tidak hanya melindungi individu yang divaksin, tetapi juga mencegahnya menjadi sumber penularan bagi keluarga dan lingkungan sekitar. 

Ini berkontribusi pada kekebalan komunitas (herd immunity) yang sangat penting untuk menekan penyebaran penyakit.

5. Bagian dari Investasi Kesehatan Jangka Panjang

Seperti dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. R. Vini Adiani Dewi, imunisasi terbukti menjadi salah satu bentuk intervensi kesehatan masyarakat yang paling efektif dan aman sepanjang sejarah. 

Tidak hanya untuk penyakit seperti cacar dan polio, tetapi kini juga untuk tantangan penyakit tropis seperti dengue.

“Imunisasi telah terbukti menjadi salah satu intervensi kesehatan masyarakat paling aman dan efektif dalam sejarah. Penyakit-penyakit berbahaya seperti cacar (smallpox) yang dulu mematikan, kini telah berhasil diberantas berkat keberhasilan program vaksinasi global,” tutur dr. Vini. 

Read Entire Article
Desa Alam | | | |