Alfamidi (MIDI) Tetap Buka 200 Gerai Baru di Tengah Penurunan Daya Beli. (Foto: Okezone.com/Dinar)
TANGERANG – PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola jaringan ritel Alfamidi, tetap optimistis terhadap prospek industri ritel tahun ini, meski daya beli masyarakat Indonesia menurun.
1. Daya Beli Menurun
Direktur MIDI, Suantopo Po, menyampaikan bahwa perusahaan masih melihat ruang pertumbuhan secara nasional. Pelemahan daya beli dinilai masih bersifat lokal dan tidak berdampak signifikan terhadap kinerja.
“Penurunan daya beli, ya bisa jadi di beberapa daerah, misalnya yang memang pabrik (produsen)-nya ada yang tutup. Tapi secara keseluruhan nasional tetap bergeliat,” ujarnya dalam Public Expose di Tangerang, Kamis (22/5/2025).
2. Alfamidi Tetap Ekspansi
Suantopo menyebut, MIDI tidak melihat alasan untuk menahan ekspansi. Tahun ini, perusahaan tetap membidik pertumbuhan gerai baru.
Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa turut mendukung kinerja perseroan. Ini sejalan dengan jumlah gerai MIDI yang sebagian besar, yakni 52,1%, berada di luar Jawa.
“Saya keliling ke beberapa daerah (luar Jawa), pesawat penuh, kondisi lalu lintas juga cukup tinggi. Jadi secara keseluruhan kita tetap optimistis,” tambahnya.
3. Tren PHK
Manajemen juga menyoroti tren pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pertumbuhan perusahaan.
“Mungkin (penurunan daya beli) juga ada di beberapa area yang terdapat PHK,” jelasnya.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2025 mencapai level 121,7, naik dari 121,1 pada Maret.
Kenaikan ini terjadi meskipun penjualan ritel mengalami kontraksi sebesar 2,2% secara tahunan (yoy), dan 6,9% secara bulanan (mom) setelah berakhirnya musim belanja Lebaran.