Arief Setyadi
, Jurnalis-Selasa, 01 Juli 2025 |08:15 WIB
Agam Rinjani (Foto: Ist)
JAKARTA - Agam Rinjani menjadi simbol keberanian dan empati karena ikut serta mengevakuasi jenazah Juliana Marins (26), pendaki asal Brasil yang jatuh di jurang Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Tindakannya itu menggemparkan dunia hingga mencuat inisiatif untuk memberikan penghormatan kepada Agam dalam bentuk donasi.
Namun, inisiatif itu berakhir kontroversi. Menukil CPG, Selasa (1/7/2025), penggalangan dana lebih dari setengah juta dibatalkan karena biaya yang dikenakan oleh platform penyelenggara, yang menimbulkan reaksi negatif dan mengakibatkan pembatalan penggalangan dana.
Agam Rinjani adalah pendaki gunung berpengalaman dari Makassar, Indonesia, yang dikenal karena petualangannya di Gunung Rinjani, gunung berapi yang masih aktif dan menantang di Pulau Lombok. Ia adalah bagian dari "Rinjani Squad", sebuah kelompok lokal yang membantu penyelamatan di medan yang sulit.
Evakuasi Juliana Marins
Pada 21 Juni 2025, Juliana Marins jatuh sekitar 300–600 meter menuruni lereng curam saat mendaki Gunung Rinjani. Rekaman drone menunjukkan ia masih hidup, dengan lampu menyala dan teriakan minta tolong. Namun, tim resmi dianggap lambat mencapai lokasi kejadian karena cuaca, kabut, dan tanah yang tidak stabil.
Saat itulah Agam dan timnya memutuskan untuk mengambil tindakan. Ia menghabiskan malam dengan memegang Juliana agar tidak tergelincir lebih jauh dengan memasang jangkar dan tali. Operasi berlangsung sekitar 14 jam, Agam pun mengangkat tubuhnya saat fajar.
Dalam sebuah wawancara dengan Fantástico, ia berkata, “momen terburuk adalah ketika saya melihat Juliana… Saya berharap dia masih hidup.”