Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2025 Muchlis Hanafi di Makkah (Foto: Ramdani Bur/Okezone)
MAKKAH - Penempatan jamaah haji Indonesia di tenda-tenda Arafah pada puncak ibadah wukuf 9 Zulhijjah 1446 H atau Kamis 5 Juni 2025 sempat mengalami kendala. Hal itu akibat kepadatan dan berbagai persoalan teknis yang ada di lapangan.
Akibatnya ada beberapa jamaah yang sempat tidak mendapatkan tenda di Arafah. Ada beberapa hal kenapa kondisi ini terjadi.
1. Empat Penyebab Masalah Penataan Jamaah di Tenda Arafah
Pertama, ada sejumlah tenda yang sebenarnya masih menyisakan ruang bagi jamaah. Namun, tidak teroptimalisasikan untuk diisi jamaah karena berbagai alasan.
“Misalnya, tenda berkapasitas 350, sebenarnya baru dihuni 325 jemaah dari satu kelompok, namun tidak dapat diakses jamaah lain, bahkan meski dari markaz yang sama,” kata Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2025 Muchlis Hanafi di Makkah.
Faktor kedua adalah skema pemberangkatan jamaah berbasis hotel. Cara ini menyulitkan penataan dan penempatan jamaah.
Penempatan jamaah di hotel Makkah pada dasarnya berbasis markaz dan syarikah. Namun, pada praktiknya ada juga sejumlah jamaah yang memilih berpindah hotel meski beda markaz dan syarikah karena berbagai alasan dan tidak selalu karena penggabungan pasangan.
“Karena sistem keberangkatan dari Mekkah ke Arafah menggunakan pendekatan berbasis hotel, bukan berdasarkan markaz atau syarikah, maka tenda-tenda tertentu terisi penuh lebih dulu, bahkan sebelum jamaah yang juga dijadwalkan menempati tenda tersebut tiba di lokasi,” tegas Muchlis.
Alasan ketiga karena jumlah petugas tidak sebanding dengan jamaah. PPIH Arab Saudi membagi tugas layanan kepada tiga daerah kerja (daker). Daker Bandara bertanggung jawab dalam layanan jemaah di Arafah, Daker Makkah di Muzdalifah, sedang Daker Madinah di Mina.
“Dengan jumlah tidak terlalu banyak, petugas harus berjibaku melayani lebih dari 203 ribu jemaah yang tersebar di 60 markaz di Arafah. Ini menyebabkan kesulitan dalam membantu petugas Markaz dalam mengatur penempatan secara disiplin. Bahkan, banyak petugas yang kelelahan,” ujar pria yang mendapatkan gelar doktor dari Universitas Kairo, Mesir tersebut.