Feby Novalius
, Jurnalis-Jum'at, 09 Mei 2025 |17:50 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi keberhasilan Abimayu Petani Milenial asal Penajam Paser Utara. (Foto: Okezone.com/Kementan)
JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengapresiasi keberhasilan Abimayu, petani milenial asal Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang sukses mengelola pertanian modern dan meraih pendapatan hingga Rp24 juta per bulan. Abimayu merupakan anggota Brigade Pangan, program Petani Milenial yang digagas sejak 2023.
“Kami terharu, ada petani muda milenial yaitu tim Brigade Pangan yang berpendapatan Rp24 juta per bulan bersih. Ini yang kita harapkan bagaimana menarik generasi muda ke sektor pertanian, yaitu dengan potensi pendapatannya yang lebih tinggi,” ungkap Mentan Amran saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Gunung Mulia, Kabupaten Penajam Paser Utara, Jumat (9/5/2025).
1. Kisah Sukses Petani Milenial
Kisah Abimayu berawal dari rasa tidak tertarik pada dunia pertanian. Namun, setelah bergabung dengan program Petani Milenial, pandangannya berubah total. Kini, dia membuktikan bahwa bertani dengan dukungan mekanisasi dan teknologi mampu memberikan hasil yang menjanjikan.
“Awalnya saya nggak tertarik jadi petani, tapi sejak bergabung di program Petani Milenial tahun 2023, saya merasa tertantang. Kini hasil sementara yang kami dapatkan sekitar Rp24 jutaan dari luas lahan setengah hektare lebih,” ungkap Abimayu.
2. Petani Jadi Pekerjaan Menjanjikan
Menurut Abimayu, prospek pertanian modern ke depan sangat menjanjikan, terutama dengan dukungan mekanisasi seperti yang kini dijalankan oleh para petani di wilayahnya. Ia mencontohkan pengelolaan lahan yang sebelumnya dilakukan secara manual, kini dapat dikerjakan jauh lebih cepat dan efisien berkat penggunaan alsintan (alat dan mesin pertanian).
“Dalam satu kali kerja, alsintan seperti traktor bisa menggarap hingga lima hektare lahan, dengan biaya jasa pengolahan lahan mencapai Rp800 ribu per hektare. Seorang operator alsintan bisa menghasilkan hingga Rp4 juta dalam sehari. Jumlah tersebut belum termasuk keuntungan dari efisiensi waktu dan tenagamitu masih dari sisi operator saja,” jelas Abimayu.