Illustrasi Ken Arok (foto: wikipedia)
KEN AROK dan pasukannya mulai bergerak menuju ibu kota Tumapel. Ken Arok memang konon berusaha menyerang Tumapel di bawah kekuasaan Tunggul Ametung.
Konon, laskar rakyat yang dipimpin oleh teman-teman Arok, termasuk di bawah pimpinan Umang, Santing, Bana, dan Tanca, langsung bergerak menuju Kutaraja, ibu kota Tumapel.
Kabar pergerakan pasukan Ken Arok yang telah berhasil menguasai Tumapel dan siap menumpas Tunggul Ametung membuat kekuatan rakyat dari berbagai lapisan langsung berbondong-bondong ke Tumapel. Mereka ingin menyaksikan jatuhnya Tunggul Ametung.
Laskar rakyat yang dipimpin oleh Santing menggerakkan seluruh penduduk Tumapel untuk ikut serta. Mereka berasal dari berbagai aliran keagamaan seperti Syiwa, Wisnu, Buddha, Kalacakra, Tantrayana, dan sebagainya. Di antara kelompok-kelompok keagamaan itu, kelompok Syiwa yang paling agresif karena selama ini Tunggul Ametung dikenal galak dan kejam terhadap kaum Syiwa.
Muhammad Syamsuddin dalam bukunya "Hitam Putih Ken Arok: Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan" mengisahkan bahwa pasukan rakyat di bawah pimpinan Bana diminta untuk masuk ke Kutaraja. Sepanjang perjalanan memasuki Kutaraja, banyak rakyat—baik laki-laki maupun perempuan, tua-muda, hingga anak-anak—turut bergabung ke dalam barisan pasukan.