Pertempuran Sengit Pecah di Ibu Kota Libya Tripoli, WNI Diminta Waspada

5 hours ago 1

Pertempuran Sengit Pecah di Ibu Kota Libya Tripoli, WNI DIminta Waspada

Kendaraan terbakar dalam pertempuran antara faksi-faksi bertikai di Tripoli, Libya. (Foto: X)

TRIPOLI - Bentrokan paling sengit dalam beberapa tahun terakhir pecah di Ibukota Libya, Tripoli, selama dua malam berturut-turut pada Rabu, (14/5/2025), menurut keterangan saksi mata. Bentrokan antar faksi-faksi yang bertikai itu pecah setelah pembunuhan seorang pemimpin milisi utama pada Senin, (12/5/2025).

Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libya, UNSMIL, mengatakan pihaknya "sangat khawatir dengan meningkatnya kekerasan di wilayah padat penduduk di Tripoli" dan segera menyerukan gencatan senjata.

Pertikaian Antar Faksi

Kerusuhan terbaru di ibu kota Libya dapat mengkonsolidasikan kekuatan Abdulhamid al-Dbeibah, perdana menteri dari Pemerintah Persatuan Nasional (GNU), yang bersekutu dengan Turki.

Libya menjadi negara yang sangat tidak stabil sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011, yang menggulingkan Muammar Gaddafi. Negara itu kemudian terpecah antara faksi timur dan barat yang bersaing, meskipun perang besar terhenti setelah gencatan senjata pada 2020.

Libya timur telah dikuasai selama satu dekade oleh komandan Khalifa Haftar dan Tentara Nasional Libya (LNA), sementara kendali di Tripoli dan Libya barat telah terpecah di antara banyak faksi bersenjata, termasuk GNU.

Dbeibah pada Selasa, (13/5/2025) memerintahkan pembubaran apa yang disebutnya kelompok bersenjata tidak teratur.

Pengumuman itu menyusul pembunuhan terhadap kepala milisi utama Abdulghani Kikli, yang dikenal sebagai Ghaniwa, pada hari Senin dan kekalahan mendadak kelompok Aparat Pendukung Stabilisasi (SSA) miliknya oleh faksi-faksi yang bersekutu dengan Dbeibah.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |