Anggie Ariesta
, Jurnalis-Senin, 18 Agustus 2025 |21:25 WIB
Presiden Prabowo Menargetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen di 2025. (Foto: Okezone.com/Tangkapan Layar)
JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menilai asumsi makroekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 cukup realistis di tengah gejolak global.
Pertumbuhan ekonomi 2026 ditargetkan sebesar 5,4%, inflasi 2,5%, suku bunga SBN di kisaran 6,9%, dan nilai tukar di kisaran Rp16.500 per dolar AS.
"Dalam kondisi global, gejolak geopolitik, lomba persenjataan, dan perang tarif, target pertumbuhan 5,4% cukup realistis," ujar Anindya dalam keterangannya, Senin (18/8/2025).
Anindya mengapresiasi postur RAPBN 2026 yang dinilainya mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga kredibilitas fiskal. Belanja negara dialokasikan sebesar Rp3.786,5 triliun, naik 7,3% dari perkiraan realisasi 2025.
Sementara itu, pendapatan negara ditargetkan mencapai Rp3.147,7 triliun, naik 9,8%. Defisit APBN dirancang sebesar Rp638,8 triliun atau 2,48% dari PDB.
Anindya juga mengapresiasi target pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti penurunan tingkat pengangguran terbuka menjadi 4,44–4,96%, penurunan tingkat kemiskinan menjadi 6,5–7,5%, rasio Gini menjadi 0,377–0,380, serta peningkatan Indeks Kesejahteraan Petani dan penciptaan lapangan kerja formal.
Ia juga menyoroti bahwa target penerimaan perpajakan dalam RAPBN 2026 sebesar Rp2.692 triliun, naik 12,8% dari perkiraan realisasi 2025. Namun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) justru turun 4,7% menjadi Rp455 triliun.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya