Anggie Ariesta
, Jurnalis-Jum'at, 18 Juli 2025 |14:46 WIB
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso Menyampaikan Indonesia Terus Negosiasi Tarif Impor AS. (Foto: Okezone.com/MPI)
JAKARTA – Pemerintah masih melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat untuk menurunkan tarif impor yang saat ini dikenakan terhadap produk ekspor Indonesia sebesar 19 persen. Negosiasi dilakukan agar tarif impor tersebut dapat menjadi 0 persen.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengatakan banyak produk asal Indonesia yang sangat dibutuhkan oleh Amerika Serikat dan tidak bisa diproduksi secara lokal di sana. Hal ini membuka peluang agar produk-produk tersebut mendapatkan perlakuan tarif khusus.
“Ada beberapa produk komoditas kita yang, istilahnya, Amerika itu sangat membutuhkannya, tidak bisa diproduksi di sana, tapi sangat reliable kalau diekspor dari Indonesia. Itu kita nego supaya tarifnya 0 persen,” ujar Susiwijono saat ditemui di kantornya, Jumat (18/7/2025).
Produk-produk yang sedang diajukan untuk negosiasi tarif 0 persen antara lain CPO (crude palm oil), kopi, kakao, dan nikel. Susiwijono menegaskan bahwa proses negosiasi masih berlangsung dengan United States Trade Representative (USTR) dan masih ada peluang untuk mencapai kesepakatan yang lebih menguntungkan bagi Indonesia.
“Jadi tidak semuanya kena tarif resiprokal yang final 19 persen. Kita masih nego banyak sekali, dan mudah-mudahan itu bisa 0 persen,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam kesepakatan sebelumnya, dari total 11.552 pos tarif HS (Harmonized System) yang masuk ke Indonesia, sebanyak 11.474 pos, atau sekitar 99 persen, telah ditetapkan dengan tarif impor 0 persen.
Menurutnya, hal ini bukan sesuatu yang luar biasa karena sudah menjadi skema umum dalam berbagai perjanjian perdagangan bebas (FTA) dan kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) yang dijalin Indonesia, baik dengan negara-negara ASEAN maupun mitra lainnya.
“Dengan ASEAN saja lewat ATIGA, lebih dari 90 persen sudah 0 persen. Dengan Australia 94–95 persen juga sudah 0 persen. Jepang lewat IJ-CEPA juga sudah 91 persen perdagangan ke kita tarifnya 0 persen,” jelas Susiwijono.