Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie. (Foto: PBSI)
KUALA LUMPUR - Hasil undian atau drawing BWF World Championships 2025 telah dirilis pada Rabu (13/8/2025). Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pelatnas PBSI, Eng Hian, mengingatkan para wakil Indonesia untuk tetap fokus dan tidak lengah menjelang pertandingan pertama mereka.
Indonesia menurunkan total 12 wakil di BWF World Championships 2025. Di sektor tunggal putra, ada Anthony Sinisuka Ginting, Alwi Farhan, dan Jonatan Christie. Sementara di tunggal putri, ada Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani.
Beberapa wakil Indonesia mendapatkan keuntungan berupa bye di babak awal, seperti tiga pasangan ganda putra: Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, dan Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani yang langsung lolos ke babak 32 besar. Hal yang sama juga berlaku untuk pasangan ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi dan Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti, serta ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu.
Berbeda dengan mereka, pasangan ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari harus berjuang dari babak 64 besar melawan Ming Che Lu/Hung En-Tzu dari Chinese Taipei. Jika menang, mereka sudah ditunggu unggulan kelima, Tang Chun Man/Tse Ying Suet dari Hong Kong.
1. Analisis dan Persiapan
Eng Hian mengatakan, hasil undian ini harus dipelajari dengan saksama. Ia meminta Jonatan Christie dan kawan-kawan untuk memetakan kekuatan calon lawan mereka.

"Hasil undian harus diterima, tidak bisa memilih lawan karena yang ikut adalah semua yang terbaik," kata Didi, sapaan akrab Eng Hian, dikutip dari rilis resmi PBSI, Rabu (13/8/2025).
"Sekarang bagaimana mempersiapkan diri sebaik mungkin, masih ada kurang lebih satu minggu sebelum keberangkatan. Karena undian sudah rilis, jadi sudah bisa memetakan program latihan sesuai dengan calon-calon lawan,” tambahnya.
Meskipun ada beberapa keuntungan, Eng Hian menekankan agar wakil Indonesia tidak boleh lengah. Ia menilai turnamen ini memiliki tekanan yang serupa dengan Olimpiade, di mana setiap lawan memiliki kualitas tinggi.