Wiwie Heriyani
, Jurnalis-Senin, 31 Maret 2025 |09:13 WIB
Mudik Lebaran. (Foto: Dok Okezone)
Mudik adalah tradisi pulang ke kampung halaman yang sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia, terutama saat Lebaran.
Mudik berasal dari kata dalam bahasa Jawa, yaitu "mulih dilik", yang berarti "pulang sebentar." Seiring waktu, istilah ini berkembang menjadi mudik, yang identik dengan pulang kampung saat hari raya, terutama Lebaran.
Tapi sebenarnya, tradisi mudik sudah ada sejak lama dan berkembang seiring waktu. Nah, berikut sejarah panjang terkait tradisi mudik di Indonesia, dirangkum Okezone dari berbagai sumberz
1. Zaman Kerajaan
Konsep mudik sudah dikenal sejak era kerajaan di Nusantara. Pada saat itu, masyarakat yang merantau ke kota-kota besar seperti pusat kerajaan Majapahit atau Mataram akan kembali ke desa asal mereka untuk bertemu keluarga dan melakukan ritual adat.
2. Masa Kolonial Belanda
Pada masa kolonial, banyak masyarakat desa yang pindah ke kota-kota besar untuk bekerja, terutama di Batavia (Jakarta sekarang).
Saat ada hari libur panjang, mereka menggunakan kesempatan itu untuk pulang ke kampung. Karena sarana transportasi masih terbatas, perjalanan mudik saat itu cukup sulit dan memakan waktu lama.
3. Era Modern dan Perkembangan Transportasi
Setelah Indonesia merdeka, terutama sejak tahun 1970-an, urbanisasi semakin meningkat. Banyak orang merantau ke kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung untuk bekerja.
Seiring perkembangan transportasi dan ekonomi, tradisi mudik semakin kuat dan menjadi fenomena tahunan. Pemerintah bahkan mulai menyediakan fasilitas seperti mudik gratis, perbaikan infrastruktur, dan cuti bersama untuk mendukung tradisi ini.