Tim Okezone
, Jurnalis-Minggu, 07 September 2025 |09:54 WIB
Ilustrasi pekerja (Foto: Dok)
JAKARTA – Era teknologi informasi dan komunikasi telah membawa peradaban manusia ke babak baru yang penuh tantangan sekaligus peluang. Namun, di sisi lain, sejarah membuktikan bahwa setiap transformasi dan inovasi besar selalu membawa dua sisi, yakni potensi peluang dan ancaman yang berbahaya.
Tanpa peta kemanusiaan yang didukung nilai-nilai luhur kehidupan bersama, arah dan kemajuan teknologi bisa menyesatkan. Salah satu ancaman tersebut terungkap dalam ajang World Economic Forum tahun 2023 lalu. Dalam laporan Future of Jobs Report 2023, diperkirakan bahwa sekitar 85 juta jabatan dan pekerjaan akan tergantikan oleh otomatisasi pada 2025.
“Ini bukan ancaman, tapi peringatan keras,” tegas Ojat Darojat, Deputi 3 Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, dalam orasi ilmiahnya yang berjudul "Venturing into Tech-Driven Future with Human-Centered Leadership", di kampus Tanri Abeng University, Sabtu (6/9/2025) dikutip dari siaran pers.
Menurut Ojat, tanpa upaya reskilling atau peningkatan keterampilan yang masif, Indonesia akan menghadapi krisis pengangguran dan ketimpangan sosial yang besar. Karena itulah, langkah yang paling tepat adalah melakukan investasi pada manusia — bukan hanya pada mesin dan teknologi.
“Perusahaan seperti Siemens telah menginvestasikan lebih dari 500 juta Euro per tahun untuk program pelatihan dan pendidikan karyawannya. Ini dilakukan untuk memastikan mereka tetap relevan di setiap tahapan peradaban,” tambahnya.
Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Program Sarjana (S1) dan Pascasarjana (S2) ke-X yang berlangsung di Ballroom Mayapada, Tanri Abeng University, Jakarta. Acara ini turut dihadiri Wakil Ketua MPR RI Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Himmatul Aliyah, Kepala LLDIKTI Wilayah III Henri Togar Hasiholan Tambunan, serta undangan lainnya.
Himmatul Aliyah menyampaikan harapannya agar lulusan perguruan tinggi tidak hanya berorientasi pada pencarian kerja, tetapi juga mampu menjadi pencipta lapangan kerja baru.