Analisis DNA Duga Hitler Alami Kelainan Genetik, Pengaruhi Ukuran Alat Kelamin

4 days ago 14

Analisis DNA Duga Hitler Alami Kelainan Genetik, Pengaruhi Ukuran Alat Kelamin

Analisis DNA Duga Hitler Alami Kelainan Genetik, Pengaruhi Ukuran Alat Kelamin (Wikipedia)

JAKARTA – Pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler, kemungkinan besar menderita kondisi genetik langka yang disebut Sindrom Kallmann. Hal itu diungkap para peneliti dan pembuat film dokumenter yang menganalisis tes DNA diktator kelahiran Austria itu. Sindrom ini dapat "mengganggu proses yang memicu pubertas" dan bermanifestasi dalam gejala-gejala yang meliputi testis yang tidak turun dan mikropenis.

1. Kelainan Genetik

Di sisi lain, para peneliti membantah dugaan Hitler memiliki keturunan Yahudi.

Lagu-lagu populer Perang Dunia II sering kali mengejek anatomi Hitler, tetapi tidak memiliki dasar ilmiah. Temuan tim ilmuwan dan sejarawan internasional ini kini tampaknya mengonfirmasi kecurigaan yang telah lama ada seputar perkembangan seksualnya.

"Tidak seorang pun pernah benar-benar dapat menjelaskan mengapa Hitler merasa begitu tidak nyaman di dekat perempuan sepanjang hidupnya, atau mengapa ia mungkin tidak pernah menjalin hubungan intim dengan perempuan," kata Alex Kay dari Universitas Potsdam, melansir CBS News, Minggu (16/11/2025). 

"Tetapi sekarang kita tahu bahwa ia menderita Sindrom Kallmann, ini bisa menjadi jawaban yang selama ini kita cari," ucapnya.

Temuan penelitian ini ditampilkan dalam film dokumenter baru, "Hitler's DNA: Blueprint of a Dictator," yang disiarkan pada Sabtu, (15/11/2025).

Pengujian tersebut dimungkinkan setelah para peneliti memperoleh sampel darah Hitler dari sepotong bahan yang diambil dari sofa tempat ia menembak dirinya sendiri.

Pengujian tersebut menemukan "kemungkinan besar" Hitler menderita Sindrom Kallmann. Sementara surat kabar Inggris, Guardian, dalam laporan artikelnya pada Kamis, (13/11/2025) mengkritik film dokumenter tersebut.

"Dalam upaya mereka untuk mengautentikasi darah tersebut tim peneliti gagal mendapatkan sampel DNA baru dari kerabat Hitler yang masih hidup di Austria dan Amerika Serikat (AS), yang semuanya dapat dimengerti enggan untuk diekspos ke media."

Pengujian DNA Hitler menunjukkan skor "sangat tinggi" — termasuk satu persen teratas — untuk predisposisi autisme, skizofrenia, dan gangguan biopolar, kata pembuat program Blink Films.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |