Ramdani Bur
, Jurnalis-Sabtu, 24 Mei 2025 |10:43 WIB
Jamaah diimbau jangan asal pindah hotel tanpa koordinasi dengan petugas. (Foto: MCH 2025)
JEDDAH – Beberapa jamaah haji Indonesia sempat berinisiatif pindah hotel tanpa koordinasi atau melapor ke petugas. Jamaah berpindah hotel karena terpisah dengan pasangan, orangtua atau anak mereka karena perbedaan syarikah (layanan haji) setibanya di Makkah.
Benar, beberapa pasangan, anak atau orangtua sempat tidak tinggal di hotel yang sama karena perbedaan syarikah. Namun, masalah itu pelan-pelan mulai terselesaikan setelah adanya kebijakan penggabungan yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag).

1. Jamaah Jangan Asal Pindah Hotel
Karena itu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, mengingatkan seluruh jamaah haji Indonesia agar tidak berpindah hotel secara mandiri tanpa melapor kepada petugas. Kondisi ini penting demi memastikan akurasi data jamaah selama proses puncak haji yang jatuh kurang dari dua minggu lagi.
“Pemerintah saat ini sedang menata ulang data akomodasi jamaah, termasuk yang bergabung dengan keluarga, pasangan, atau lansia dengan pendampingnya. Karena itu, kami minta dengan sangat agar jamaah yang berpindah hotel melapor ke petugas,” kata Hilman Latief di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Jumat 23 Mei 2025.
“Kita ingin memastikan tidak ada jamaah yang tercecer. Semua yang sudah sampai di Tanah Suci harus tercatat dan terlayani dengan baik saat puncak haji nanti. Karena itu, pendataan akurat sangat krusial,” lanjut pria berusia 49 tahun tersebut.
2. Demi Keamanan dan Kenyamanan Jamaah
Sekira 17 jam sebelum jamaah berangkat ke Arab Saudi, data sudah dikunci. Langkah ini diambil sebagai bagian dari evaluasi.