Survei isu ijazah Jokowi (Foto: Tangkapan layar)
JAKARTA – Survei nasional Polling Institute mengungkap mayoritas masyarakat tidak percaya terhadap isu ijazah palsu Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Meski isu ini cukup banyak diketahui publik, tingkat kepercayaannya tercatat sangat rendah.
Peneliti Utama Polling Institute, Kennedy Muslim, menjelaskan sekitar 73,3 persen responden mengaku pernah mendengar isu ijazah palsu Jokowi, sementara 26,7 persen tidak mengetahuinya sama sekali.
Dari kelompok yang mengetahui isu tersebut, mayoritas justru menyatakan tidak mempercayainya. Survei mencatat 41,5 persen responden tidak percaya sama sekali dan 25,6 persen kurang percaya. Sebaliknya, hanya 11,8 persen yang percaya dan 1,9 persen yang sangat percaya terhadap tuduhan tersebut. Sementara itu, 19,2 persen memilih tidak tahu atau tidak menjawab.
"Jika dilihat lebih spesifik pada kelompok responden yang tahu isu ini, angkanya serupa. Sebanyak 43,2 persen menyatakan tidak percaya sama sekali, 27,7 persen kurang percaya, sementara yang percaya hanya 13,7 persen dan 1,9 persen sangat percaya. Sisanya, 13,4 persen tidak menjawab," kata Kennedy dalam rilisnya secara virtual, Minggu (24/8/2025).
“Artinya, isu ini memang cukup masif terdengar di ruang publik, namun pemaknaannya beragam di tengah masyarakat,” tambahnya.
Ia menilai hasil ini menunjukkan meskipun isu ijazah palsu Jokowi kerap diangkat dalam dinamika politik, publik secara umum menolak kebenarannya. “Survei ini menegaskan bahwa hoaks politik, terutama yang menyerang legitimasi pendidikan mantan presiden, tidak sepenuhnya berhasil memengaruhi opini publik. Mayoritas masyarakat lebih rasional dalam menilai isu sensitif ini,” jelasnya.
Survei Polling Institute dilakukan pada 4–7 Agustus 2025 terhadap 1.206 responden yang diwawancarai melalui sambungan telepon. Adapun tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95 persen.
(Arief Setyadi )