IHSG Diprediksi Turun, Cek Pilihan Saham Cuan Hari Ini

7 hours ago 5

IHSG Diprediksi Turun, Cek Pilihan Saham Cuan Hari Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah . (Foto: Okezone.com/Freepik)

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada awal perdagangan pekan ini. Indeks saham menurun karena sentimen kunci dari global dan domestik. 

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus mengatakan, dari global ada sentimen Indeks NBS Manufacturing PMI China bulan Juni yang diperkirakan akan melemah terbatas ke level 49,5 dari level sebelumnya di 49,7 sebab dirasa masih terbebani dengan perang tarif dan deflasi yang berlanjut. 

“Indeks ISM Manufacturing PMI Amerika Serikat bulan Juni yang berdasarkan konsensusnya diperkirakan akan meningkat terbatas ke level 48,8 dari level sebelumnya 48,5,” kata Indri dalam risetnya, Senin (30/6/2025).

Selanjutnya ada data Non Farm Payrolls Amerika Serikat bulan Juni yang diperkirakan akan melemah ke level 129.000 dari laporan sebelumnya di level 139.000 dan Indeks S&P Global Composite PMI Final Amerika Serikat bulan Juni yang diperkirakan akan melemah terbatas ke level 52,8 dibandingkan laporan bulan sebelumnya di level 53.

Sementara itu dari domestik ada sentimen Indeks S&P Global Manufacturing PMI Indonesia bulan Juni yang diprediksi akan meningkat terbatas ke level 48,5 dari laporan sebelumnya di level 47,4.

Adapun neraca perdagangan Indonesia bulan Mei diperkirakan akan bertumbuh menjadi USD1 miliar dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang dilaporkan sebesar USD0,15 miliar dan tingkat inflasi Indonesia bulan Juni diprediksi akan meningkat ke level 2,4 persen dari sebelumnya di level 1,6 persen. 

Menurut Indri, secara garis besar sentimen dalam sepekan terakhir mulai dari aksi gencatan senjata hingga prospek pemangkasan suku bunga yang lebih cepat dapat menjadi sentimen positif untuk IHSG. 

“Saya menilai bahwa saat ini fokus para pelaku pasar akan mulai beralih dari ketegangan di Timur Tengah kepada prospek pemangkasan suku bunga dan kebijakan mengenai tarif, mengingat pada tanggal 09 Juli 2025 merupakan tenggat penundaan penerapan kebijakan tarif oleh Amerika Serikat," jelas Indri.
 
Dia menambahkan, para pelaku pasar berpotensi mengambil akan sikap hati-hati sembari menunggu aliran dana asing kembali masuk ke pasar Indonesia. 

Read Entire Article
Desa Alam | | | |