Ini Alasan Kemenkes Ungkap Indonesia Ikut Uji Coba Vakin TBC, (Foto: Freepik)
JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap alasan Indonesia turut berpartisipasi dalam uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) yang dikembangkan oleh pendiri Microsoft, Bill Gates. Ia mengungkap vaksin merupakan salah satu tindakan preventif yang dapat melindungi masyarakat dari salah satu penyakit menular.
Menkes Budi mengatakan ikutnya Indonesia dalam uji klinis vaksin TBC ini, turut mengetahui kecocokannya untuk masyarakat Indonesia sehingga bisa terpantau dengan baik.
“Karena dengan kita lakukan clinical trial level 3, kita bisa tahu lebih dulu kecocokannya dengan orang kita. Karena itu tergantung genetiknya juga. Kedua, kita bisa mendapatkan akses terhadap teknologi vaksin ini,” ungkap Menkes Budi kepada awak Media.
Menkes Budi mengungkap, TBC kini menjadi penyakit menular pembunuh nomor 1 di Indonesia. Lebih dari 100 ribu orang meninggal setiap tahun dan lebih banyak dari kasus COVID-19 bila dijumlah dalam 5 tahun terakhir.
Berkaca dari kasua COVID-19, Menkes Budi juga melihat cara kerja vaksin yang bisa menjadi langkah pencegahan bagi masyarakat agar bisa bebas tertular dari penyakit TBC.
“Covid berhenti karena apa? Karena vaksin. Jadi buat teman-teman ya, semua penyakit menular yang pernah menyerang kita secara drastis seperti cacar, covid itu bisa berhenti karena ada vaksin, bukti ilmiahnya. Jadi vaksin itu sangat dibutuhkan untuk bisa mengurangi penyakit menular,” tambahnya.
Sementara itu, uji klinis vaksin TBC ini pun sudah memasuki fase uji klinis. Adapun keterlibatan ilmuwan lokal dari Universitas Padjadjaran (UNPAD) dan Universitas Indonesia (UI) dalam uji klinis fase 3 ini.
“Clinical trialnya sudah jalan dan sudah dilakukan oleh tim dari UI dan dari Universitas Padjajaran untuk melakukan klinical trial 3,” paparnya.
Gates Foundation sendiri telah membiayai negara-negara vaksin TBC yang baru, terutama Amerika Latin, Asia, dan Afrika. Menkes Budi mengatakan produksi vaksin ini penting mengingat sekitar satu juta orang di Indonesia terinfeksi TBC setiap tahunnya dengan kematian mencapai 100 ribu jiwa.
Produksi vaksin diharapkan bisa ditingkatkan minimal 10 kali lipat untuk mencegah penularan dan kematian akibat penyakit tersebut.
(Kemas Irawan Nurrachman)