Isi Kandungan Surat At-Taubah Ayat 105 (Ilustrasi/Freepik)
JAKARTA - Kandungan Surat At-Taubah ayat 105 menekankan pentingnya bekerja keras dan beramal soleh sebagai bagian dari keimanan. Ayat ini menjadi pengingat segala perbuatan manusia akan disaksikan Allah SWT.
Segala perbuatan itu nantinya mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak.
QS At-Taubah Ayat 105
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
wa quli‘malû fa sayarallâhu ‘amalakum wa rasûluhû wal-mu'minûn, wa saturaddûna ilâ ‘âlimil-ghaibi wasy-syahâdati fa yunabbi'ukum bimâ kuntum ta‘malûn
Artinya : "Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.”
2. Kandungan Surat At-Taubah Ayat 105
Berikut isi kandungan Surat At-Taubah Ayat 105, sebagaimana melansir NU Online, Jumat (4/7/2025):
Perintah untuk Bekerja dan Beramal Saleh
Ayat ini merupakan perintah langsung kepada umat Islam untuk bekerja dan beramal secara sungguh-sungguh. Dalam Islam, bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dunia, tetapi juga sebagai bentuk ibadah yang dinilai oleh Allah SWT. Bahkan, amal saleh akan menjadi penentu kebahagiaan dunia dan akhirat.
Amal Perbuatan Akan Disaksikan
Semua amal manusia, baik yang tampak maupun tersembunyi, akan disaksikan Allah SWT, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman. Ini mengajarkan pentingnya keikhlasan dan konsistensi dalam setiap tindakan.
Menurut Syekh Nawawi al-Bantani:
أما حكمه في الدنيا فإنه يراه الله والرسول والمسلمون، فإن كان طاعة حصل منه الثناء العظيم في الدنيا والثواب العظيم في الآخرة، وإن كان معصية حصل منه الذم العظيم في الدنيا، والعقاب الشديد في الآخرة، وهذا ترغيب عظيم للمطيعين وترهيب عظيم للمذنبين.
“Adapun penilaiannya di dunia, maka Allah, Rasul, dan umat Islam yang melihatnya. Jika perbuatannya adalah ketaatan, maka dia akan mendapatkan pujian yang besar di dunia dan pahala yang besar di akhirat. Dan jika perbuatannya adalah maksiat, maka dia akan mendapatkan celaan yang besar di dunia dan siksaan yang berat di akhirat. Dan ini adalah dorongan yang besar bagi orang-orang yang taat dan ancaman yang besar bagi orang-orang yang berdosa.” (Syekh Nawawi Al-Bantani, Tafsir Marah Labib, [Beirut: Darul Kutub al-'Ilmiyah, 1417 H], Jilid I, halaman 467).