Islam di Indonesia Beda dengan Timur Tengah, Ini Keistimewaannya

6 hours ago 4

Islam di Indonesia Beda dengan Timur Tengah, Ini Keistimewaannya

Islam di Indonesia Beda dengan Timur Tengah, Ini Keistimewaannya (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Sejumlah pakar Islam melakukan pertemuan dengan lima akademisi Vietnam yang berasal dari lembaga pengkaderan pemimpin Vietnam dari Institut Etnisitas dan Agama di bawah Akademi Nasional Politik Ho Chi Minh. Salah satu topik diskusi yang menarik dalam pertemuan itu mengenai karakteristik Islam di Indonesia yang berbeda dengan Islam di negara-negara lain seperti Timur Tengah dan Arab.

Kelima akademisi Vietnam berada di Indonesia pada 1-3 Mei 2025 untuk mempelajari program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) yang diadakan oleh Institut Leimena dan berbagai lembaga pendidikan, keagamaan, dan pemerintah Indonesia.

Para pakar yang hadir merupakan Senior Fellow Institut Leimena yang juga pengajar dalam program LKLB, yaitu Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Dr. Amin Abdullah, Menteri Luar Negeri 1999-2001, Dr. Alwi Shihab, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Uzbekistan dan Kyrgyzstan, Prof. Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin. 

“Ketika kita bicara dialog antar agama, kerukunan antar agama, kerja sama antar agama, itulah Indonesia. Indonesia tidak bisa disebut negara sekuler seperti Barat karena tradisinya menjunjung tinggi agama, tapi pendiri bangsa, Ir. Soekarno mengatakan bahwa ketuhanan di Indonesia adalah ketuhanan yang berkebudayaan, berbudi luhur,” kata Amin Abdullah seperti dikutip, Minggu (4/5/2025).

Amin, yang merupakan peraih Habibie Prize 2024 untuk bidang filsafat, agama, dan kebudayaan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyatakan 87 persen penduduk Indonesia beragama Islam, namun para pendiri bangsa tidak menjadikan Indonesia sebagai negara agama. Menurutnya, karakter Islam di Indonesia berbeda dengan negara lain, karena Islam di Indonesia tumbuh dari tiga pilar kebangsaan, yaitu etnoreligius, deklarasi Sumpah Pemuda tahun 1928, dan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa.

Amin menjelaskan Indonesia berasal dari komunitas etnoreligius yang tumbuh sangat kuat selama berabad-abad. Fakta bahwa Indonesia terdiri dari 17.000 pulau yang memiliki berbagai macam bahasa, aliran kepercayaan, dan adat istiadat, membuat masyarakatnya terbiasa hidup dalam kemajemukan. Puncaknya pada tahun 1928 saat para pemuda Indonesia mendeklarasikan Sumpah Pemuda, yaitu satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, dilanjutkan perumusan Pancasila.

“Di Indonesia organisasi sosial keagamaan seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama berusia lebih tua dari negara, namun saat ada usulan untuk menghapus kata ‘menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya’ dalam sila ke-1 Pancasila, bisa terjadi titik temu. Jika saat itu umat Islam di Indonesia rigid, eksklusif, maka tidak akan ada Indonesia sebagai negara modern,” ujar mantan rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Follow

Berita Terkait

Telusuri berita nasional lainnya

Read Entire Article
Desa Alam | | | |