Kenapa Trump Patok Tarif Impor Tinggi ke Indonesia dan Negara Lain?

1 week ago 8

Kenapa Trump Patok Tarif Impor Tinggi ke Indonesia dan Negara Lain?

Kenapa Trump Patok Tarif Impor Tinggi ke Indonesia dan Negara Lain? (Foto: Reuters)

JAKARTA - Kenapa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan kebijakan tariff reciprocal atau tarif timbal balik bagi beberapa negara mitra dagang?

Tariff reciprocal yang diterapkan AS berkisar antara 10% - 39%. Indonesia menjadi salah satu negara yang diberikan tariff reciprocal sebesar 32%.

Sementara China 34%, EU 20%, Vietnam 46%, India 26%, Jepang 24%, Thailand 36%, Malaysia 24%, Filipina 17%, dan Singapura 10%.

1. Alasan Trump

Lantas, apa alasan utama Trump menetapkan kebijakan yang dinilai banyak pihak sebagai langkah proteksionisme terhadap arus perdagangan global?

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), M. Fadhil Hasan mengatakan, sejak Trump memenangkan pemilihan Presiden Amerika Serikat pada November 2024, dia berambisi merealisasikan tagline atau slogan kampanye berupa ‘Make America Great Again' atau Mengembalikan Amerika Negara Besar.

Menurutnya, slogan ‘Make America Great Again' didasarkan pada pandangan Trump soal kejayaan ekonomi AS, yang dalam situasi saat ini justru pertumbuhannya mengalami stagnasi.

“Trump membawa satu agenda yang disebut sebagai bagaimana mengembalikan kejayaan Amerika, ‘Make America Great Again'. Nah, itu dilatarbelakangi oleh suatu, saya kira pandangan Trump ya, bahwa selama ini perekonomian Amerika itu, tidak tumbuh dengan baik,” ujar Fadhil saat diskusi Indef, Jumat (4/4/2025).

2. Ekonomi AS

Perkara lain yang menjadi pondasi ‘Make America Great Again' adalah kondisi fiskal AS yang kurang baik, utang AS yang terus menggunung, kehilangan basis daya saing di sektor industri, serta membukukan defisit neraca perdagangan. 

Persoalan-persoalan tersebut merupakan imbas dari makro ekonomi AS yang tidak stabil. 

“Kemudian juga banyak membawa beban, baik dari sisi fiskalnya ya, yang hutang semakin meningkat, kemudian juga kehilangan basis daya saing daripada industri-nya ya, kemudian juga apa namanya, mengalami neraca perdagangan yang defisit ya, dan seterusnya dan seterusnya,” paparnya.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |