Ketegangan India-Pakistan Meningkat, Warga Kashmir Bersiaga

15 hours ago 5

Ketegangan India-Pakistan Meningkat, Warga Kashmir Bersiaga

Ketegangan India-Pakistan Meningkat, Warga Kashmir Bersiaga (Ilustrasi/Reuters)

CHURANDA - Warga Kashmir bersiaga di tengah ketegangan yang memuncak antara India dan Pakistan. Hal ini menyusul serangan yang menewaskan 26 wisatawan. India menyalahkan Pakistan terlibat, tapi Islamabad membantahanya. 

1. Warga Kashmir Siaga

Terletak di antara pegunungan di Kashmir yang dikelola India, para guru memimpin anak-anak sekolah di desa Churanda dalam doa pagi. Mereka memohon agar suara pohon kenari yang bergoyang dan burung yang berkicau tidak digantikan oleh deru artileri.

Anak-anak menghadiri kelas seperti biasa. Namun, orangtua ketakutan. 

"Ketakutan di antara para orang tua meningkat," kata guru Farooq Ahmad, melansir Reuters, Sabtu (3/5/2025). 

India dan Pakistan telah berperang dua kali atas Kashmir dan bentrokan yang tak terhitung jumlahnya di perbatasan selama beberapa dekade. Penduduk telah terbiasa berjaga dan menunggu dengan ketakutan ketika ketegangan antara kedua negara tetangga meningkat.

Pakistan mengatakan memiliki "informasi intelijen yang kredibel" bahwa India bermaksud untuk segera melancarkan aksi militer.

Dari Churanda, baik tentara Pakistan maupun India dapat terlihat di pos-pos terdepan mereka. Para tetua mengatakan sedikitnya 18 orang telah tewas di desa tersebut dalam baku tembak antara kedua belah pihak selama beberapa dekade terakhir.

"Ada enam bunker di desa tersebut untuk populasi 1.500 orang. Kedua belah pihak saling mengancam. Jika terjadi eskalasi perbatasan, ke mana kami akan pergi? Ketakutan ada di sana karena desa ini adalah yang paling parah terkena dampak," kata Abdul Aziz, seorang penduduk berusia 25 tahun.

2. Siapkan Perlengkapan 2 Bulan 

Di sisi lain, wilayah yang dikelola Pakistan yang membagi kendali wilayah tersebut, penduduk desa Chakothi menyiapkan tempat perlindungan berbenteng yang tersebar di lereng bukit dekat rumah mereka. 

"Orang-orang membangun bunker di rumah mereka. Mereka masuk ke bunker setiap kali terjadi penembakan," kata Faizan Anayat (22).

Salah satu tetangganya, Mohammad Nazir (73), beristirahat sejenak dari persiapan bunker untuk pergi ke masjid untuk sholat Jumat saat anak-anak keluarganya bermain kriket di dekat pintu masuknya.

"Kami tidak takut apa pun," kata Nazir. 

"Setiap anak kami siap."

Read Entire Article
Desa Alam | | | |