YOGYAKARTA - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengungkap program hilirisasi kehutanan Presiden Prabowo Subianto, yang ditujukan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sudah mulai tumbuh di sejumlah wilayah. Salah satunya di Bantul, Yogyakarta.
Dimana, Menhut turut melakukan pelepasan ekspor produk kotak makan atau lunch box dari Kayu Sengon. Produk ini merupakan produk UMKM dari CV. Tunas Jaya Abadi (TJA) yang terletak di Dusun Srontakan.
Kotak makan dari kayu rakyat ini akan diekpor ke Taiwan, nantinya biasa digunakan sebagai lunch box di kereta. Ekspor dilakukan per 2-3 minggu sekali dengan jumlah kapasitas satu kontainer sebanyak 800-850 pcs.
Menhut meninjau langsung proses pembuatan produk ini, dari mulai pemotongan kayu sengon, pengeringan, penipisan, hingga proses pengemasan. Pembuatan lunch box ini diketahui melibatkan warga sekitar dengan jumlah lebih dari 80 persen adalah perempuan.
Dia mengatakan, proses produksi ini menjadi contoh dari program yang diinginkan Prabowo. "Hari ini kembali membuka mata saya tentang betapa kayanya dan luasnya landskap pekerjaan di bidang kehutanan, dan kalau kita melihat program pak Prabowo kan yang seperti ini. Yang betul-betul ada hilirisasi kehutanan, produk kehutanan dan membuka lapangan pekerjaan," kata Menhut, Rabu (7/5/2025).
Menhut lantas menanyakan hal-hal yang diperlukan untuk membantu menambah produksi dan memperluas pemasaran baik lokal maupun internasional.
"Yang mungkin bisa saya tawarkan adalah justru saya bertanya apa yang kira-kira terutama dalam kebijakan, kebijakan apa yang bisa saya keluarkan yang bisa saya terapkan, untuk mendukung atau memperbesar skala bisnis ibu dan teman-teman," ujarnya.
"Misalkan tentang hutan bahan baku, ini kan mungkin apakah kita bisa carikan solusinya untuk menanam dimana. Mungkin bibit sengonnya yang saya tadi malam datang ke lab yang mungkin dengan kultur tertentu proses tumbuhnya lebih cepat dan membuka pasar baru tentunya baik lokal maupun internasional," tuturnya melanjutkan.
Menhut juga mengatakan akan membantu mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang nantinya dapat menggunakan produk lunch box hasil UMKM ini. Menurutnya, perusahaan-perusahaan di bidang food and beverage (F&B) yang memiliki orientasi jangka panjang.
"Kalau lokal nanti kita coba identifikasi perusahaan-perusahaan yang punya skala besar dan juga punya kesadaran pentingnya lingkungan hidup, mengurangi plastik, styrofoam kita cari nanti perusahaan-perusahaan yang memiliki orientasi jangka panjang," tuturnya.
Sebagai informasi, produk ini memanfaatkan kayu budidaya dari Areal Penggunaan Lain (APL) yang bebas dari kawasan hutan negara. Produk yang dihasilkan seperti lunch box ramah lingkungan menjadi solusi pengganti penggunaan plastik dan styrofoam yang ramah lingkungan.
Kayu rakyat sendiri merupakan kayu olahan yang berasal dari pohon yang tumbuh dari hasil budidaya atau tumbuh secara alami di atas lahan masyarakat.
(Khafid Mardiyansyah)