Momen Penguasa Tumapel Hanyut dalam Kecantikan Ken Dedes, Lalu Menculik dan Paksa Menikahinya

11 hours ago 2

MALANG - Penguasa Tumapel Tunggul Ametung berhasil menculik Ken Dedes, gadis desa nan cantik kala itu. Ia membawa gadis cantik itu ke Istana Tumapel, yang saat itu masih menjadi wilayah kekuasaan dari Kerajaan Kediri, di bawah Raja Kertajaya.

Tunggul Ametung bernafsu menikahi paksa Ken Dedes, karena kecantikannya. Tunggul Ametung konon tak terbendung melihat kecantikan anak dari pendeta Mpu Purwa itu. Tapi niatan menikahi itu ditolak mentah-mentah oleh Ken Dedes.

Tapi Tunggul Ametung tetap memaksanya menikah dengan Ken Dedes. Kuasanya membuat Tunggul Ametung leluasa menikahi perempuan cantik bernama Ken Dedes yang diculiknya itu.

Ken Dedes dikisahkan dalam buku "Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan", karya Muhammad Syamsuddin, merasa muak dan jijik dengan pernikahannya dengan penguasa Tumapel kala itu. 

Ia sama sekali tak mempunyai rasa cinta dan kesetiaan terhadap Tunggul Ametung. Pernikahan dilakukan Dedes secara terpaksa, di matanya sebenarnya tidak memenuhi unsur - unsur persyaratan pernikahan yang sah. 

Dikisahkan, pernikahan itu dilakukan tanpa adanya saksi, bahkan pernikahan itu dilakukan tanpa menyebut namanya dan nama ayahnya, Mpu Purwa. Mantra - mantra yang diucapkan dalam bahasa Sanskerta, dalam pandangan Ken Dedes banyak yang salah. Upacara pernikahan ini pun dinilai Ken Dedes, tidak sah dan penuh kecacatan. 

Saat pernikahan keduanya, adalah pendeta Balakangka yang memimpin prosesinya. Seluruh pendeta dari berbagai desa di seluruh Tumapel pun didatangkan. Jumlah mereka sekitar empat puluh orang. 

Di setiap gerakan upacara pernikahan itu, yang dilakukan oleh Ken Dedes tidak lain adalah karena keterpaksaan. Misalkan saat prosesi membasuh maki sang suami, Ken Dedes tidak bersedia. Di dalam pikirannya berkata bahwa bagaimana bisa dirinya yang seorang brahmani, justru yang disuruh membasuh kaki seorang sudra yang diangkat sebagai ksatria. 

Karena tak mau membasuh kaki Tunggul Ametung inilah pendeta Balakangka langsung memegang tangan lembut Ken Dedes dan memaksanya untuk membasuh kaki sang suami, Tunggul Ametung. 

Ken Dedes hanya bisa termenung merenung selama berada di Istana Pakuwan. Apalagi saat dirinya dipaksa menjadi istri akuwu Tumapel. Ken Dedes terpaksa harus menelan upacara pernikahan yang ia anggap menghinakan dirinya uang dilakukan oleh kaum Wisnu. 

Pernikahan itu dipandang Ken Dedes sebagai suatu penghinaan yang luar biasa terhadap dirinya, sebagai seorang brahmani. Ken Dedes sungguh tak rela atas penghinaan laki - laki sudra yang nasibnya diangkat menjadi ksatria itu. 

Karena itulah dalam hati Ken Dedes tak pernah ada rasa cinta dengan Tunggul Ametung. Cinta dan kasih sayang yang diharapkan Tunggul Ametung dari perempuan cantik seperti Ken Dedes hanyalah mimpi belaka, semua tidak akan terwujud. 

Bahkan Ken Dedes mempunyai alasan kuat untuk tidak setia kepada sang suami Tunggul Ametung, yang menikahinya secara paksa. 
Kendati demikian di hati Dedes, ia berjanji suatu hari nanti ia akan keluar sebagai pemenangnya dan membalas ulah buruk Tunggul Ametung kepada kaum brahmana. 

Dirinya menganggap Ametung, menistakan, memaksa, merusak, merampas, dan menghancurkan dirinya. Namun ia percaya hal itu nantinya akan balik menimpa Tunggul Ametung ke dalam suatu kehinaan dan hancur lebur suatu ketika.
 

(Khafid Mardiyansyah)

Read Entire Article
Desa Alam | | | |