Anggie Ariesta
, Jurnalis-Selasa, 01 Juli 2025 |19:26 WIB
Menkeu Sri Mulyani (Foto: Okezone)
JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Juni atau semester I 2025 mencapai 0,84 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau secara nominal mencapai Rp204,2 triliun. Angka defisit ini melebar jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 0,34 persen dari PDB atau sebesar Rp77,3 triliun.
1. Pelebaran Defisit
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, pelebaran defisit ini terutama disebabkan oleh kontraksi signifikan pada penerimaan pajak di awal tahun.
"Defisit kita masih jaga untuk tahun 2025 ini semester I mencapai Rp204,2 triliun, agak lebih lebar dibandingkan tahun lalu karena tadi di semester I Januari-Februari penerimaan pajak kita mengalami kontraksi yang cukup dalam. Namun kita berharap di semester kedua akan recovery," kata Sri Mulyani dalam Raker dengan Banggar DPR RI, Selasa (1/7/2025).
Dalam paparannya, realisasi pendapatan negara hingga semester I 2025 tercatat sebesar Rp1.201,8 triliun, yang merupakan 40 persen dari target. Angka realisasi ini 9 persen lebih rendah secara tahunan (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp1.320,7 triliun.
Kontraksi pada pendapatan negara ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tren penurunan harga Indonesian Crude Price (ICP), pengalihan dividen BUMN ke Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, serta kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) secara terbatas atas barang mewah.