Strategi cerdas sebagai pekerja migran Indonesia perlu dikuasai agar bisa sukses membangun karier di luar negeri. (Foto: Okezone.com/Freepik)
JAKARTA – Fenomena warga negara Indonesia (WNI) yang memilih mencari pekerjaan ke luar negeri menjadi sorotan publik. Hal ini dinilai mencerminkan sulitnya mendapatkan pekerjaan di dalam negeri.
Namun, pemerintah membantah anggapan tersebut. Mereka menyatakan bahwa selama periode Februari 2024 hingga Februari 2025, tercipta sekitar 3,6 juta lapangan kerja baru di Indonesia.
Terlepas dari benar atau tidaknya fenomena ini, WNI yang berencana bekerja ke luar negeri tetap perlu memahami beberapa hal penting yang harus dipersiapkan.
Strategi cerdas sebagai pekerja migran Indonesia perlu dikuasai agar bisa sukses membangun karier di luar negeri.
Perencana keuangan Mohamad Andoko mengatakan, bekerja di luar negeri memang memberi peluang penghasilan yang lebih besar, tetapi juga memunculkan tantangan finansial tersendiri. Oleh karena itu, Andoko menyarankan agar pekerja migran memiliki dua rekening.
Satu rekening di negara tempat bekerja, dan satu lagi di Indonesia. Langkah ini membantu memisahkan pengeluaran dan tabungan jangka panjang.
“Kalau mereka transfer ke rekening atas nama orang lain, uang bisa saja dipakai tanpa kontrol. Tapi kalau ditransfer ke rekening pribadi di Indonesia, ibaratnya itu menabung,” jelasnya saat dihubungi Okezone.com, Senin (14/7/2025).
Selain itu, WNI yang nantinya bekerja di luar negeri harus memahami isi kontrak kerja, mulai dari besaran gaji, tunjangan tempat tinggal, hingga fasilitas transportasi. Hal ini dapat membantu pekerja menghitung dengan tepat apakah mereka mengalami surplus atau defisit setiap bulan.
Setelah memahami kontrak kerja tersebut, segera lakukan pembagian pos keuangan yang bijak. Misalnya, 50% untuk kebutuhan pokok, 20–30% untuk keinginan pribadi, dan 10–20% untuk tabungan atau investasi.
"Biaya hidup di negara maju juga menjadi tantangan. Pekerja migran perlu melakukan riset kecil terhadap pengeluaran dasar, serta memanfaatkan subsidi atau diskon dari pemerintah lokal. Kalau tahu biaya hidup di negara tersebut tinggi, jangan ikut-ikutan gaya hidup konsumtif. Jangan sampai gaji besar habis hanya untuk biaya hidup,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi, menegaskan bahwa bekerja di luar negeri adalah pilihan setiap warga negara Indonesia (WNI). Hal ini menanggapi ramainya perbincangan mengenai anjuran agar WNI mencari kerja ke luar negeri untuk mengurangi angka pengangguran.
Pernyataan tersebut pertama kali disampaikan oleh politisi Abdul Kadir Karding, yang kemudian dibantah oleh dirinya sendiri tidak lama setelahnya.