Ternyata Ini Penyebab Beda Data Angka Kemiskinan RI versi BPS dan Bank Dunia

8 hours ago 3

Ternyata Ini Penyebab Beda Data Angka Kemiskinan RI versi BPS dan Bank Dunia

Ternyata Ini Penyebab Beda Data Angka Kemiskinan RI versi BPS dan Bank Dunia

JAKARTA - Data kemiskinan Indonesia antara Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia berbeda. Bank Dunia pun buka-bukaan soal pengambilan data kemiskinan di Indonesia

Bank Dunia menyatakan garis kemiskinan (GK) yang dirilis oleh BPS lebih relevan untuk mengukur tingkat kemiskinan nasional Indonesia.

Dalam lembar fakta bertajuk “The World Bank’s Updated Global Poverty Lines: Indonesia”, Bank Dunia menjelaskan bahwa garis kemiskinan nasional tetap menjadi yang paling tepat untuk menjadi acuan pengambilan kebijakan suatu negara.

Sementara data yang dirilis Bank Dunia merupakan pengukuran internasional yang bertujuan untuk menjadi tolok ukur dalam memantau kondisi kemiskinan global serta membandingkan kondisi kemiskinan satu negara dengan negara lainnya.

Perbedaan itu pun bersifat intensional. Bank Dunia sengaja menggunakan pendekatan pengukuran yang berbeda dengan pendekatan pemerintah tiap negara, mengingat perbedaan tujuan dari kedua pengukuran.

“Garis kemiskinan nasional disusun oleh pemerintah dan disesuaikan untuk konteks spesifik suatu negara. Data tersebut digunakan untuk pengambilan kebijakan pada tingkat nasional, seperti dukungan terhadap kelompok miskin,” tulis Bank Dunia dikutip di Jakarta, Selasa (17/6/2025).

1. Data Bank Dunia

Bank Dunia mengaku menggunakan data yang sama dengan Pemerintah Indonesia dalam mengukur garis kemiskinan, yakni hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh BPS. Namun, meski menggunakan data yang sama, metode perhitungan yang dilakukan berbeda.

Dalam mengukur garis kemiskinan, Bank Dunia mempertimbangkan perbedaan harga dari tiga aspek, yakni perubahan waktu, perbedaan wilayah, dan perbedaan biaya hidup antarnegara atau Purchasing Power Parity (PPP).

2. Metode Pengukuran BPS

Sedangkan metode pengukuran nasional oleh BPS tidak mempertimbangkan penyesuaian harga dari waktu ke waktu maupun menggunakan PPP, mengingat tujuannya bersifat nasional. Aspek perbedaan wilayah pun menggunakan pendekatan yang berbeda dengan Bank Dunia.

Terkait perubahan persentase penduduk miskin Indonesia, Bank Dunia menjelaskan pergeseran itu disebabkan oleh meningkatnya ambang batas kelompok tidak miskin dalam standar global. Artinya, peningkatan garis kemiskinan tidak serta-merta berarti bertambahnya jumlah penduduk miskin, namun lebih tepat dikatakan bahwa standar hidup layak yang meningkat.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |