Trump Restui Hamas untuk Jaga Keamanan Gaza (Reuters)
KAIRO - Kelompok Hamas mendapatkan lampu hijau dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk menjaga keamanan Gaza. Sejak gencatan senjata dengan Israel, Hamas bentrok dengan sebuah geng yang berafiliasi dengan sebuah keluarga di Kota Gaza.
1. Hamas Jaga Keamanan Gaza
Hamas secara bertahap telah mengirim kembali pasukannya ke jalan-jalan Gaza sejak gencatan senjata dimulai pada hari Jumat. Mereka bergerak dengan hati-hati jika gencatan senjata tiba-tiba runtuh, menurut dua sumber keamanan di wilayah tersebut, melansir Reuters, Selasa (14/10/2025).
Pada Senin, Hamas mengerahkan anggota sayap militer Brigade Qassam saat membebaskan sandera terakhir yang masih hidup yang ditawan dari Israel dua tahun lalu.
Rekaman menunjukkan puluhan pejuang Hamas berbaris di sebuah rumah sakit di Gaza selatan. Salah satu dari mereka mengenakan lencana bahu yang menunjukkan dirinya sebagai anggota "Unit Bayangan" elit yang menurut sumber-sumber Hamas bertugas menjaga para sandera.
Salah satu sumber di Gaza, seorang pejabat keamanan, mengatakan bahwa sejak gencatan senjata, pasukan Hamas telah menewaskan 32 anggota "sebuah geng yang berafiliasi dengan sebuah keluarga di Kota Gaza". Sementara enam personelnya juga tewas.
Kemudian pada Senin, sebuah video yang beredar di media sosial tampak menunjukkan beberapa pria bersenjata bertopeng. Beberapa di antaranya mengenakan ikat kepala hijau yang mirip dengan yang dikenakan Hamas, menembaki setidaknya tujuh orang dengan senapan mesin setelah memaksa mereka berlutut di jalan.
Berbagai unggahan mengidentifikasi video tersebut direkam di Gaza pada hari Senin. Warga sipil yang menyaksikan video tersebut bersorak "Allahu Akbar," dan menyebut mereka yang tewas sebagai "kolaborator."
Reuters tidak dapat segera memverifikasi kejadian dalam video tersebut, tanggal, atau lokasinya. Belum ada tanggapan langsung dari Hamas. Bulan lalu, otoritas yang dipimpin Hamas mengatakan mereka telah mengeksekusi tiga pria yang dituduh bekerja sama dengan Israel. Video pembunuhan di depan umum tersebut dibagikan di media sosial.