SAMPIT, radarsampit.com – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Kotawaringin Timur berlangsung penuh khidmat dan sarat makna. Upacara detik-detik proklamasi digelar di Stadion 29 November Sampit, Minggu (17/8), dengan menghadirkan 70 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kotim.
Sejak awal, suasana stadion yang dipenuhi pejabat, tamu undangan, dan masyarakat sudah terasa meriah. Para anggota Paskibraka menampilkan formasi angka 17, 8, dan 45 sebelum upacara dimulai, melambangkan hari kemerdekaan bangsa. Tepat menjelang pengibaran bendera, formasi berubah menjadi angka 80 sebagai simbol usia kemerdekaan RI tahun 2025.
Aksi tersebut mendapat tepuk tangan kagum dari para tamu dan orang tua siswa yang hadir.
Pengibaran Sang Merah Putih dipimpin oleh Inayah Kasyifan Apriliana, siswi MAN 1 Plus Keterampilan Kotim, yang bertugas sebagai pembawa baki. Sementara itu, tiga pengibar bendera adalah Agung Rizki Widodo (SMKN 1 Sampit), Danang Budi Santoso (SMKN 1 Telawang), dan Adji Rohayat Nor Rahman (SMAN 1 Mentaya Hilir Utara).
Komandan pasukan delapan dipercayakan kepada Salwa Bilqis Sri Sabila dari SMA IT Arafah. Adapun Danpas Paskibraka dijabat Lettu Infanteri Darsi Eko Utomo yang juga Danramil Kuala Kuayan. Komandan Upacara dipegang Kapten CPM Setiawan, Dansubdenpom Sampit, dengan perwira upacara Lettu Infanteri H. Margus dari Kodim 1015 Sampit.
Bupati Kotim Halikinnor bertindak sebagai inspektur upacara. Ia mengaku bangga terhadap pelajar-pelajar terbaik Kotim yang sukses mengemban tugas negara dengan penuh tanggung jawab.
“Pengibaran bendera merupakan momen sakral yang selalu ditunggu. Saya bangga anak-anak kita bisa melaksanakan tugas dengan baik. Semoga pengalaman ini memotivasi mereka meraih masa depan yang gemilang,” ujarnya.
Sorak tepuk tangan membahana usai para Paskibraka berhasil menjalankan tugas dengan sempurna.
Kejutan Usai Penurunan Bendera
Meski berlangsung khidmat, ada momen tak terduga setelah upacara penurunan bendera. Seorang anggota Paskibraka tiba-tiba terjatuh di barisan, membuat panik petugas dan warga yang menyaksikan. Banyak yang mengira pelajar tersebut pingsan karena kelelahan.
Namun, ternyata insiden itu hanyalah bagian dari skenario yel-yel penyemangat yang sudah mereka siapkan. Usai “drama jatuh” itu, para anggota Paskibraka kompak melantunkan yel-yel dengan hentakan kaki dan tepukan tangan, menciptakan suasana meriah yang mengundang tawa penonton.
Aksi kreatif tersebut menjadi hiburan tersendiri sekaligus menambah warna dalam upacara sakral tersebut. Meski lapangan dalam kondisi becek akibat hujan, para Paskibraka tetap menunjukkan kekompakan dan kreativitas.
“Kaget, saya pikir benar-benar pingsan,” ujar salah seorang warga yang berada di lokasi.
Aksi unik itu pun menjadi cerita tersendiri bagi Paskibraka Kotim 2025. Mereka tidak hanya sukses menjalankan tugas kenegaraan, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam lewat kebersamaan dan semangat yang ditunjukkan.
Salah satu anggota Paskibraka, A. Noor Rizky, siswa kelas 10 MAN Plus Kotawaringin Timur yang bertugas di pasukan 45, mengaku sangat bangga.
“Tidak menyangka bisa mendapat kesempatan mengibarkan dan menurunkan duplikat Sang Saka Merah Putih. Orang tua saya mendukung penuh. Sejak kecil saya memang bercita-cita menjadi Paskibraka, dan kelak ingin menjadi seorang polisi,” tutur remaja kelahiran 2009 itu.