Baskara Putra Diboikot, Festival Ruang Bermusik 2025 Disebut Belum Berizin

7 hours ago 4

Baskara Putra Diboikot, Festival Ruang Bermusik 2025 Disebut Belum Berizin

Baskara Putra Diboikot, Festival Ruang Bermusik 2025 Disebut Belum Berizin (Foto: IG Baskara)

JAKARTA – Festival Ruang Bermusik 2025 yang rencananya digelar di Tasikmalaya masih belum mengantongi izin resmi dari Polda Jawa Barat. Padahal tiket konser telah habis terjual.

Acara ini sempat menuai kontroversi di media sosial setelah muncul gelombang penolakan dari sejumlah elemen masyarakat. Protes diarahkan pada rencana kehadiran proyek musik Baskara Putra, yaitu Hindia, .Feast, dan Lomba Sihir. Penolakan paling keras datang dari organisasi masyarakat Islam di wilayah tersebut.

Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh Faruk Rozi, menjelaskan pihaknya telah menggelar empat kali forum rapat dengar pendapat guna membahas penyelenggaraan konser tersebut.

Baskara Putra (Hindia) Baskara Putra Diboikot, Festival Ruang Bermusik 2025 Disebut Belum Berizin (Foto: IG Baskara)

Forum terakhir diadakan di Saung Toncom pada Sabtu (12/7/2025), yang turut melibatkan Forkopimda, MUI, PCNU, Muhammadiyah, para tokoh agama, perwakilan Aliansi Aktivis dan Masyarakat Muslim Tasikmalaya (Al-Mumtaz), serta pihak penyelenggara acara.

"Hasilnya adalah yang pertama nanti segala hasil rapat selama 4 kali ini, nanti akan kami sampaikan ke Polda Jawa," ujar AKBP Moh Faruk Rozi.

Faruk menegaskan, kewenangan untuk mengeluarkan izin acara sepenuhnya berada di tangan Polda Jawa Barat. Hingga saat ini, izin tersebut belum juga terbit.

Lebih jauh, ia mengatakan tugas Polres hanya sebatas memberikan rekomendasi berdasarkan rangkuman diskusi dengan para tokoh dan pemangku kepentingan.

"Dan rekomendasi yang akan kita keluarkan itu adalah rekomendasi uraian ataupun hasil dari rapat-rapat yang telah kita laksanakan selama 4 kali," jelasnya.

Dalam forum diskusi terakhir, Faruk juga menekankan penolakan terhadap konser ini bukan berarti anti terhadap kegiatan seni anak muda. Para ulama dan tokoh agama di Tasikmalaya tetap mendukung gelaran musik selama tidak bertentangan dengan aturan dan nilai lokal.

"Jadi tidak ada pembicaraan di dalam yang mengatakan konser tidak boleh. Malah konser didukung oleh alim ulama, oleh lembaga masyarakat seni sekalipun, tetapi dengan memperhatikan masalah regulasi dan kearifan lokal yang selama ini ada di Kota Tasikmalaya, karena Kota Tasik itu termasuk kota santri, kota yang agamis dan religius," ungkapnya.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |