Biaya transportasi mencapai 12,46?ri total biaya hidup, sementara standar idealnya tidak lebih dari 10%. (Foto: Okezone.com/LRT Jabodebek)
JAKARTA - Pemerintah mengakui bahwa pengeluaran masyarakat untuk transportasi masih relatif tinggi. Biaya transportasi mencapai 12,46% dari total biaya hidup, sementara standar idealnya tidak lebih dari 10% (World Bank, 2023).
Oleh karena itu, Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda (Ditjen Intram) Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, mendorong digitalisasi pembayaran transportasi publik sebagai kunci menekan biaya, meningkatkan efisiensi, dan memperluas jangkauan integrasi transportasi berkelanjutan.
"Biaya sebesar itu tentu menjadi beban bagi masyarakat. Dengan adanya integrasi tarif dan sistem pembayaran terpusat, beban itu bisa ditekan," ujarnya, Kamis (4/9/2025).
Selain faktor biaya, tantangan juga muncul dari tingginya mobilitas masyarakat. Di Jabodetabek saja, pergerakan harian mencapai lebih dari 75 juta perjalanan (BPTJ, 2023). Tanpa integrasi yang baik, arus mobilitas sebesar ini sulit dikelola secara efektif dan justru menambah beban biaya maupun waktu tempuh bagi masyarakat.
Dia menekankan bahwa digitalisasi pembayaran dengan sistem tap-in dan tap-out memiliki peran penting dalam menghasilkan data perjalanan. Data dari perjalanan ini akan menjadi dasar untuk perencanaan kapasitas, penyusunan subsidi tarif, serta memastikan layanan angkutan umum benar-benar saling terhubung, terintegrasi, dan berlanjut.