BUMN Jadi Holding Investasi Danantara, Ini Penjelasan Erick Thohir

7 hours ago 2

BUMN Jadi Holding Investasi Danantara, Ini Penjelasan Erick Thohir

Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Okezone)

JAKARTA - Pemerintah menunjuk salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai Holding Investasi Danantara Indonesia. Perusahaan yang dimaksud bergerak di bidang investasi.

1. Penunjukan BUMN

Kendati identitas perseroan belum diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku dirinya telah menandatangani penunjukan BUMN tersebut. Bahkan, ditargetkan proses pembentukan perusahaan induk investasi ini rampung satu hingga dua minggu ke depan. 

"Saya sudah tanda tangan. Nanti proses, mudah-mudahan 1-2 minggu jadi," ujar Erick usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Senada dengan hal tersebut, Wakil Menteri BUMN sekaligus Chief Operating Officer Danantara Dony Oskaria menjelaskan, Holding Investasi akan menginvestasikan dividen BUMN sebesar Rp170 triliun per tahun. 

Nantinya, dividen disetor oleh Holding Operasional atau Danantara Asset Management setiap tahunnya kepada Holding Investasi.

"Saya punya komitmen dengan Presiden bahwa saya harus mengeluarkan, memberikan dividen Rp170 triliun setiap tahun untuk diinvestasikan oleh Mas Pandu di Danantara Investment Management," papar Dony.

2. Aksi Investasi

Dia memastikan, aksi investasi yang dilakukan Danantara Investment Management tak akan mempengaruhi kinerja BUMN. Sebab, pengelolaan operasional BUMN dilakukan pihaknya secara terpisah.

"Jadi kita memisahkan dari awal, seperti tadi pertanyaan apakah nanti risikonya akan menyeret-nyeret BUMN, itu sudah jelas tidak. BUMN memiliki satu super holding sendiri namanya Danantara Asset Management," beber Dony.

Investasi atas aset BUMN yang dilakukan Danantara, lanjut dia, tidak berkaitan dengan dana publik, termasuk dana pihak ketiga (DPK) di Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara).

"Nah ini yang kita sampaikan juga kepada publik, kepada regulator bahwa ini kekhawatiran orang bahwa yang diinvestasikan adalah DPK, kemudian juga aset-aset yang di-leverage, itu tidak ada sama sekali. Kenapa? Karena memang segregasinya sangat jelas antara operasional dan investasi," ucapnya.

(Taufik Fajar)

Read Entire Article
Desa Alam | | | |