Joki hingga Kecurangan Warnai SNBT 2025, Modusnya Makin Canggih! (Foto: Okezone)
JAKARTA – Joki hingga kecurangan mewarnai pelaksanaan SNBT 2025. Untuk kecurangan SNBT 2025 sudah diusut tuntas dan diproses hukum.
Pemerintah dan panitia Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 mengambil langkah tegas dalam menyikapi berbagai kecurangan yang mencoreng pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun ini.
Dari praktik perjokian hingga manipulasi teknologi, sejumlah pelaku telah didiskualifikasi dan bahkan diproses secara hukum oleh kepolisian.
Dalam konferensi pers pengumuman SNBT 2025, Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Brian Yuliarto menyatakan, kecurangan dalam dunia akademik merupakan tindakan yang tidak dapat ditoleransi dan akan ditindak secara serius.
“Kami tentu prihatin dan tidak berharap, karena kecurangan apalagi pada konteks akademik itu adalah sesuatu yang sangat-sangat tidak sesuai, sesuatu yang sangat-sangat tidak bisa ditolerir,” tegas Brian, dikutip Rabu (28/5/2025).
1. Modus Kian Canggih dan Terstruktur
Menurut pemaparan panitia, kecurangan dalam SNBT 2025 tidak lagi bersifat konvensional. Berbagai modus baru yang lebih canggih dan terstruktur mulai terdeteksi, seperti penggunaan kamera tersembunyi, remote PC dari luar lokasi UTBK, hingga praktik perjokian dengan bantuan alat transmitter.
“Model kecurangan itu ada mencoba menyusupkan kamera, handphone, menggunakan teknologi remote PC dari luar dan mengendalikan sekaligus menjawab ujiannya, hingga memberikan jawaban ke peserta dengan menggunakan alat receiver atau transmitter,” ungkapnya.
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB Eduart Wolok dalam tanggapannya menegaskan bahwa seluruh peserta yang terbukti melakukan kecurangan langsung dikenakan sanksi diskualifikasi, baik yang ketahuan saat ujian maupun yang terdeteksi setelahnya. Tak hanya itu, bagi kecurangan yang bersifat lintas daerah atau berskala besar, panitia akan bekerja sama dengan Mabes Polri untuk proses lebih lanjut.
“Kalau kecurangannya lintas provinsi, kita koordinasi dengan Mabes Polri. Yang lokal, kita proses bersama kepolisian daerah. Tidak ada toleransi untuk hal ini,” tegas Eduart.
Bahkan, tindakan tegas juga menyasar mahasiswa aktif yang terbukti terlibat sebagai joki. Salah satu temuan mengejutkan adalah keterlibatan mahasiswa aktif dari perguruan tinggi negeri ternama sebagai joki. Meski memiliki prestasi akademik tinggi, pelaku tetap diberi sanksi berat.
“Pusat UTBK melaporkan ada mahasiswa aktif yang ditemukan terlibat praktik perjokian. Mahasiswa tersebut pintar, berprestasi, dari jurusan favorit. Tapi sudah diberikan sanksi tegas dikeluarkan dari kampus,” tambah Eduart.