Menkeu Purbaya Bakal Pangkas Anggaran MBG, Ini 3 Faktanya

3 hours ago 3

Menkeu Purbaya Bakal Pangkas Anggaran MBG, Ini 3 Faktanya

Menkeu Purbaya Bakal Pangkas Anggaran MBG, Ini 3 Faktanya (Foto: Setpres)

JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa siap memangkas anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) jika tidak terserap secara maksimal. Nantinya anggaran tersebut akan dialihkan ke hal yang produktif atau bahkan digunakan untuk mengurangi defisit dan utang negara.

Laporan Badan Gizi Nasional (BGN) menunjukkan serapan anggaran MBG baru mencapai 18,6 persen atau Rp13,2 triliun dari total pagu Rp71 triliun hingga 8 September 2025.

Berikut ini Okezone rangkum fakta-fakta Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa siap memangkas anggaran MBG, Jakarta, Sabtu (20/9/2025).

1. Anggaran MBG Tak Terserap Akan Dialihkan

Menurut Purbaya, anggaran yang tidak terserap secara optimal hingga akhir Oktober berpotensi ditarik kembali dan dialokasikan ke program lain yang lebih produktif, atau bahkan digunakan untuk mengurangi defisit dan utang negara.

"Terus kalau di akhir Oktober kita bisa hitung dan kita antisipasi penyerapannya hanya sekian ya kita ambil juga uangnya kita sebar ke tempat lain atau untuk mengurangi defisit atau untuk mengurangi utang," ungkap Purbaya di kantornya, Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Pernyataan Purbaya muncul setelah laporan Badan Gizi Nasional (BGN) menunjukkan serapan anggaran MBG baru mencapai 18,6 persen atau Rp13,2 triliun dari total pagu Rp71 triliun hingga 8 September 2025.

2. Purbaya Tak Ingin Ada Uang Menganggur

Purbaya menyebut bahwa pemerintah akan membantu program MBG agar serapan bisa lebih cepat, termasuk dengan mengirimkan tim manajemen untuk mengelola.

"Kami coba bantu termasuk ngirim manajemen segala macam, orang keuangan banyak kan, biar kerja lah," ujarnya.

Purbaya juga menegaskan, tidak ada "uang menganggur" di kementerian mana pun yang akan dibiarkan hingga akhir tahun.

"Pada dasarnya enggak ada uang nganggur di Departemen di Kementerian yang di earmark sampai akhir tahun, kira-kira begitu rangkanya," tegasnya.

Purbaya menjelaskan, pemerintah menerapkan strategi insentif dan sanksi (stick and carrot). "Justru kita membantu MBG biar diserap lebih cepat, tapi kalau saya gak ada sanksi ya mereka santai-santai aja lah, ini stick and carrot, kalau bisa lebih cepat ditambah lagi uangnya kalo emang bagus," kata Purbaya.

Sebaliknya, jika serapan rendah, anggaran akan dipangkas. Dia juga menambahkan, jika uangnya memang tidak bisa diserap, pihak pelaksana program juga setuju dengan langkah ini.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |