13 hours ago
1
PANGKEP SULSEL - Pembangunan desa telah menjadi isu strategis dalam upaya mewujudkan pemerataan kesejahteraan di Indonesia. Desa bukan lagi dianggap sebagai wilayah tertinggal, melainkan sebagai titik tolak perubahan yang mampu memicu pertumbuhan ekonomi dan sosial. Kunci utama dari pembangunan desa yang maju adalah sinergi antara sumber daya manusia (SDM), pemanfaatan teknologi, dan pelestarian kearifan lokal.
Sumber daya manusia merupakan fondasi pembangunan. Tanpa masyarakat yang terampil, berpengetahuan, dan memiliki kesadaran kolektif untuk berubah, segala program pembangunan hanya akan berakhir di atas kertas. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan bagi warga desa menjadi kebutuhan mendesak yang tidak boleh diabaikan.
Namun, pengembangan SDM saja tidak cukup. Teknologi harus dijadikan sebagai alat untuk mempercepat proses transformasi desa. Pemanfaatan teknologi digital dalam pelayanan administrasi, pemasaran produk lokal, serta pendidikan dan kesehatan dapat meningkatkan efisiensi sekaligus memperluas jangkauan manfaat pembangunan.
Teknologi juga membuka peluang konektivitas yang lebih luas. Produk-produk desa kini bisa dipasarkan secara daring ke pasar nasional bahkan internasional. Ini artinya, desa tidak lagi tertutup, tapi dapat menjadi bagian dari ekosistem global selama ada kesiapan SDM dan dukungan infrastruktur digital.
Meskipun teknologi penting, pembangunan desa tidak boleh tercerabut dari akar budayanya. Kearifan lokal harus menjadi kompas dalam setiap kebijakan dan program pembangunan. Nilai-nilai gotong royong, musyawarah, dan keseimbangan alam yang telah lama hidup di desa harus terus dirawat dan dikuatkan.
Kearifan lokal juga berperan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Banyak desa di Indonesia yang memiliki sistem pengelolaan sumber daya alam berbasis adat yang terbukti mampu menjaga ekosistem. Ini harus dilindungi dari arus modernisasi yang sering kali mengabaikan keseimbangan ekologis.
Langkah nyata menuju desa maju harus dimulai dari bawah. Artinya, pembangunan harus berbasis kebutuhan dan potensi lokal, bukan dipaksakan dari atas. Setiap desa memiliki karakteristik berbeda, sehingga pendekatannya pun harus kontekstual, fleksibel, dan partisipatif.
Pemerintah pusat dan daerah memiliki peran penting dalam menyediakan fasilitas dasar seperti jalan, listrik, air bersih, dan internet. Namun, keberlanjutan pembangunan sangat bergantung pada kepemimpinan lokal yang kuat dan inovatif, yang mampu mendorong kolaborasi antarwarga.
Salah satu strategi efektif adalah membentuk dan memperkuat BUMDes. Dengan manajemen yang transparan dan akuntabel, BUMDes bisa menjadi pendorong ekonomi desa, tempat menyalurkan hasil produksi masyarakat, serta mengelola usaha-usaha wisata dan jasa lainnya yang berbasis lokal.
Selain itu, perlu dibangun ruang pertemuan warga yang berfungsi sebagai laboratorium ide, tempat diskusi, pelatihan, dan pengembangan potensi. Ruang ini bisa menjadi pusat inovasi desa, yang memadukan pengetahuan tradisional dan modern.
Pembangunan desa juga harus memperhatikan kelompok rentan seperti perempuan, anak muda, dan penyandang disabilitas. Mereka harus diberikan akses dan kesempatan yang sama dalam semua aspek pembangunan agar desa benar-benar inklusif dan adil.
Kolaborasi dengan perguruan tinggi, LSM, sektor swasta, dan media juga penting. Sinergi ini akan memperkuat kapasitas desa dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembangunan. Desa tidak boleh dibiarkan berjalan sendiri, tapi harus menjadi bagian dari ekosistem pembangunan nasional.
Dengan sinergi antara SDM unggul, pemanfaatan teknologi tepat guna, dan pelestarian kearifan lokal, desa akan menjadi pusat kemajuan, bukan hanya penonton. Inilah saatnya desa bangkit, bergerak dari ketertinggalan menuju kemandirian. Dari desa, masa depan Indonesia dibangun.
Pangkep 2 Juli 2025
Herman Djide
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan
