JAKARTA - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni berbicara tentang pentingnya antara kelestarian lingkungan dan pembangunan yang bisa berjalan secara bersamaan.
Hal ini disampaikan Menhut ketika menerima kunjungan Gubernur, Bupati dan Walikota se-Riau. Pertemuan ini membahas sejumlah persoalan dan perkembangan hutan di Riau.
Salah satunya terkait fasilitas umum bagi warga yang terkendala lantaran berada di kawasan hutan.
Menanggapi persoalan tersebut, Menhut mengatakan, salah satu tujuan menjaga hutan adalah untuk kemanusiaan.
“Saya secara pribadi tidak hanya untuk Riau, saya kemarin sambil di grup kami bicara misalkan ada di Lampung, tiap kali ada orang yang sakit harus ditandu ke rumah sakit karena nggak ada jalan. Sehingga pertanya yang lebih filosofi, lalu apa fungsi hutan dihadapkan dengan kehidupan manusia yang nyata? Bukankah menjaga hutan itu untuk tujuan kemanusiaan. Kalau beradu antara fungsi hutan yang memang menarik dengan kemanusiaan apa yang kita lakukan?,” kata Menhut, Senin (5/5/2025).
Sehingga, dia menilai tidak boleh hanya berfikir bahwa hutan tidak boleh diganggu dengan tidak memikirkan aspek kemanusiaan bagi masyarakat sekitar. Namun, tidak boleh pula memiliki sikap tidak peduli dengan hutan dan lingkungan.
“Saya kira kita tidak boleh berdiri pada titik ekstrim dimana hutan adalah segalanya nggak boleh diganggu, atau sebaliknya, kita juga tidak boleh pada titik ekstrim yang tidak perduli sama sekali dengan hutan dengan lingkungan hidup, hanya dengan pembangunan,” ujarnya.
Ia mengatakan, akan ada titik temu atau jalan tengah untuk membicarakan agar kelestarian alam, lingkungan dan pembangunan bisa berjalan secara bersamaan.
“Saya kira ada titik-titik temu, jalan tengah yang kita bisa temukan untuk mengkompromikan antara lingkungan dan pembangunan, antara ekonomi dan ekologi,” tuturnya.
Menhut juga menuturkan, nantinya Riau akan dijadikan contoh terkait percepatan dalam kelestarian alam dan pembangunan yang bersamaan. Namun, hal ini disebut diperlukan adanya kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah maupun berbagai pihak terkait.
"Makanya saya berharap bapak gubernur ada quick win masalah banyak sekali, kalau kita bisa selesaikan langsung kan kita punya keterbatasan sumber daya manusia, pekerjaan kita juga seluruh Indonesia, bapak ibu juga pasti banyak sekali agenda yang diselesaikan,” ungkapnya.
“Paling tidak quick win itu apa, misalkan fasilitas umum, ada sekolah, ada masjid, ada surau ada jalan, tidak terbangun hanya karena itu kawasan hutan, saya kira itu bisa kita selesaikan, sehingga masyarakat merasa kita hadir,” pungkasnya.
Sebagai informasi, selain Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, hadir pula 10 Bupati, 2 Walikota, Sekda, Kepala Bappeda Provinsi Riau, Kepala Dinas LHK, hingga Kepala Badan Penghubung Provinsi Riau.
(Khafid Mardiyansyah)