Optimalkan lahan pascatambang demi ketahanan pangan. (Foto: Okezone.com/Freepik)
JAKARTA - Optimalkan lahan pascatambang demi ketahanan pangan. Salah satu hal yang dilakukan dengan pengembangan agribisnis peternakan ayam petelur di kawasan Peternakan Sapi Terpadu (Pesat), Sangatta, Kutai Timur.
Program ini bekerja sama dengan warga dan pemerintah sebagai salah satu usaha membangun fondasi ketahanan pangan.
"Potensi masyarakat Sangatta untuk swasembada ayam petelur ini sangat besar. Selain untuk solusi ekonomi keluarga, budi daya ayam pullet juga mendukung kebutuhan protein masyarakat sehingga ketahanan pangan dapat terwujud bahkan dapat diawali dari pekarangan rumah," kata General Manager External Affairs and Sustainable Development Division KPC Wawan Setiawan dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (8/5/2025).
1. Ketahanan Pangan
Kebutuhan telur di Kutai Timur, terutama Sangatta, dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat. Namun, sekitar 70% pasokan telur masih berasal dari luar daerah, seperti Samarinda dan Bontang sehingga menimbulkan ketergantungan yang berujung pada tingginya harga telur, padahal potensi yang dimiliki Sangatta cukup baik.
Langkah kecil dan strategis dilakukan oleh sekelompok warga untuk membudidayakan ayam pullet, ayam betina muda yang siap menjadi petelur. Swasembada telur melalui budi daya ayam pullet tidak hanya mengatasi masalah dapur, tetapi juga masa depan ekonomi lokal.
Kolaborasi antara warga yang tergabung dalam Asosiasi Peternak Ayam Petelur Sangatta (APAPS), pemerintah daerah melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP), serta KPC melalui menggagas budi daya ayam pullet yang berbasis komunitas.
Targetnya adalah untuk menciptakan rantai produksi telur secara mandiri dan berkelanjutan. Data yang diperoleh dari kepala DTPHP, kebutuhan telur di Kutai Timur mencapai delapan puluh ribu butir dalam sebulan, namun hanya tiga puluh persen yang dapat dipenuhi peternak lokal. Oleh karena itu, budi daya ayam pullet adalah strategi yang tepat untuk mengoptimalkan potensi produksi telur lokal.
2. Infrastruktur Lahan Pascatambang
Wawan Setiawan mengatakan, sistem distribusi yang terintegrasi sangat penting sehingga pasokan telur akan stabil, harga bersaing dan adil bagi konsumen dan produsen.
"Jika program ini konsisten dijalani, transformasi pangan berbasis desa yang menginspirasi wilayah lain di Indonesia,” jelasnya.
Infrastruktur pascatambang KPC dimanfaatkan sebagai lahan untuk pembangunan kandang ayam kolektif.
Sementara, untuk mendukung proses budi daya dan pemeliharaannya dilakukan melalui penyediaan bibit, pelatihan teknik pemeliharaan ayam, hingga manajemen usaha kecil. Selain itu, pengembangan mini feedmill atau pabrik mini pakan ternak skala lokal diharapkan mampu menekan biaya produksi yang selama ini didominasi oleh pengeluaran pakan.