Profil Brigitte Macron, Istri Presiden Prancis yang Viral Setelah Toyor Emmanuel Macron

1 day ago 7

Profil Brigitte Macron, Istri Presiden Prancis yang Viral Setelah Toyor Emmanuel Macron

Profil Brigitte Macron, Istri Presiden Prancis yang Viral Setelah Toyor Emmanuel Macron (Elysee)

JAKARTA - Brigitte Macron, istri Presiden Prancis Emmanuel Macron, menjadi perbincangan hangat publik internasional. Hal ini setelah aksinya mendorong wajah sang suami sebelum turun dari pesawat di Vietnam viral di media sosial (medsos). 

Momen tersebut terjadi menjelang kunjungan resmi Presiden Macron ke Indonesia. Nama Brigitte Macron pun menjadi sorotan.

Brigitte Marie-Claude Macron lahir di Amiens, Prancis, pada 13 April 1953. Ia berasal dari keluarga pemilik bisnis cokelat ternama, Chocolaterie Trogneux, yang telah berdiri sejak 1872. 

Dari informasi yang dihimpun, Rabu (28/5/2025), ia merupakan anak bungsu dari enam bersaudara dan dibesarkan dalam lingkungan Katolik. Brigitte menempuh pendidikan di sekolah Katolik swasta, Lycée du Sacré-Cœur di Amiens.

1. Guru Sastra

Sebelum menjadi ibu negara Prancis, Brigitte Macron dikenal sebagai seorang guru sastra dan bahasa Latin. Karier mengajarnya dimulai di Collège Lucie-Berger di Strasbourg pada 1980-an. Kariernya kemudian berlanjut di Lycée la Providence, Amiens. Di sana ia pertama kali bertemu Emmanuel Macron yang saat itu masih menjadi muridnya. 

Hubungan mereka sempat menuai kontroversi karena perbedaan usia yang cukup jauh, hampir 25 tahun. Macron masih berusia 15 tahun ketika mereka pertama kali bertemu. Namun, cinta mereka terus berlanjut hingga akhirnya menikah pada 2007 setelah Brigitte bercerai dari suami pertamanya, André-Louis Auzière.

2. Aktif Dampingi Suami

Sebagai istri Presiden Prancis, Brigitte Macron dikenal aktif mendampingi suaminya dalam berbagai kegiatan kenegaraan dan sosial. Ia juga kerap menjadi penasihat utama bagi Emmanuel Macron, baik dalam kehidupan pribadi maupun karier politik. Selama kampanye pemilihan presiden, kehadiran Brigitte disebut sangat penting bagi Macron, bahkan ia sempat digadang-gadang akan mendapatkan peran resmi sebagai “First Lady”, meski akhirnya tidak diberikan secara formal oleh pemerintah Prancis.
 

Read Entire Article
Desa Alam | | | |