Riwayat Pendidikan Ferry Irwandi, Aktivis Lulusan STAN dan Sempat Bekerja Sebagai PNS Kemenkeu (Foto: Instagram)
JAKARTA - Riwayat pendidikan Ferry Irwandi, aktivis lulusan STAN dan sempat bekerja sebagai PNS Kemenkeu. Ia adalah seorang konten kreator, aktivis, sekaligus figur publik yang dikenal vokal menyuarakan isu-isu penting di Indonesia, mulai dari melawan judi online, mengkritisi kepercayaan klenik, hingga menyoroti isu kekerasan aparat dan tunjangan DPR.
Melalui salah satu videonya berjudul Memahami Filsafat Stoikisme, Ferry menegaskan dirinya menganut paham stoikisme. Ia adalah YouTuber asal Indonesia sekaligus pendiri Malaka Project, yang dikenal dengan konten edukatif seputar politik, pendidikan, stoikisme, dan fenomena sosial.
Ia juga kerap turun langsung dalam aksi demonstrasi di Jakarta, termasuk yang terbaru menyuarakan kritik terhadap kinerja anggota DPR. Bahkan, pada 2 September 2025, ia ikut mendampingi masyarakat Pati yang menuntut pemeriksaan terhadap bupati mereka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Update hari ini. Pertama, kita bergabung dengan aksi dari warga Pati yang menuntut KPK untuk memeriksa bupati mereka. Sempat kesulitan untuk bertemu dan berdialog, tapi akhirnya perwakilan warga Pati bisa masuk dan bertemu untuk menyampaikan aspirasi mereka. Semoga kita segera mendapatkan kabar baik,” tulis Ferry dalam unggahan Instagramnya.
Profil dan Riwayat Pendidikan
Ferry Irwandi lahir di Jambi pada 1991. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan lulus dengan latar belakang akuntansi. Meski begitu, sejak SMP ia sudah menekuni seni, bergabung dengan klub teater, dan aktif di komunitas film SCENE semasa kuliah.
Pada 2015, Ferry menikah dengan Muthia Nadhira dan kini ia memiliki dua anak, salah satunya bernama Kirana Kala Senja. Ia dibesarkan dalam keluarga akademis, dengan ayah seorang dosen dan ibu yang juga bekerja di bidang pendidikan.
Karier dan Aktivisme
Ferry mengawali karier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Keuangan, dan pernah menjadi videografer di instansi tersebut. Tetapi, pada November 2022, ia resmi mengundurkan diri setelah hampir satu dekade mengabdi, dan memilih fokus pada jalur aktivisme serta dunia konten digital.
Pada Oktober 2023, ia meresmikan Malaka Project di Djakarta Theater bersama sejumlah figur publik, seperti Jerome Polin dan Coki Pardede. Proyek ini bertujuan memperluas akses pendidikan sekaligus membangun generasi muda yang kritis dan peduli.