Setelah 19 Tahun Menanti, Pasutri Ini Miliki Anak Melalui Bantuan AI. (Foto: Freepik)
JAKARTA - Belum lama ini, dokter di Columbia University Fertility Center melaporkan kehamilan perdana yang terjadi dari sistem AI bernama Star. Penemuan ini membantu sepasang suami istri yang telah 19 tahun menantikan keturunan.
Sebelumnya pasangan ini telah menjalani 15 kali siklus In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung, namun sayangnya gagal. Keberhasilan terjadi setelah melalui uji klinis menggunakan Star yang mampu mengidentifikasi sperma yang tidak terdeteksi oleh metode konvensional.
Penemuan ini tentunya memberikan harapan bagi pasangan suami istri yang menginginkan momongan. Star merupakan kepanjangan dari Sperm Tracking and Recovery. Ini merupakan prosedur pengembangan revolusioner kehamilan berbasis AI. Terobosan ini sangat membantu dalam menghadapi masalah infertilitas pria, terutama penderita azoospermia.
Mengatasi Azoospermia menggunakan Teknologi AI
Azoospermia merupakan kondisi di mana tidak terdapat satupun sperma yang dihasilkan pada saat ejakulasi. Kondisi ini menyebabkan infertilitas pria karena sperma berperan penting dalam proses pembuahan sel telur.
Kondisi ini sebenarnya tidak sepenuhnya menutup kemungkinan terjadinya kehamilan secara alami. Namun dibutuhkan teknologi reproduksi yang lain untuk membantu proses kehamilan untuk memiliki anak.
Perlu diketahui, azoospermia menyumbang 10% kasus infertilitas pada pria. Penggunaan metode tradisional kerap kali gagal menemukan sperma di dalam sampel sperma.