Feby Novalius
, Jurnalis-Kamis, 22 Mei 2025 |14:19 WIB
Penemuan-penemuan terbaru eksplorasi di Indonesia menjadi hot spot dan tujuan penting eksplorasi di Asia Tenggara dan global. (Foto: Okezone.com/SKK Migas)
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan daya tarik Indonesia di mata investor migas semakin meningkat seiring dengan dukungan pemerintah yang terus membenahi regulasi, memperkuat konektivitas data, serta menerapkan kebijakan fiskal yang fleksibel. Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan produksi migas nasional guna mendukung ASTA CITA Presiden Prabowo dalam menciptakan ketahanan energi.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyampaikan, selama beberapa tahun terakhir, nilai investasi terus meningkat dan aktivitas eksplorasi di aktif dan open area maupun pengembangan menunjukkan pemulihan yang signifikan. Penemuan-penemuan terbaru eksplorasi di Indonesia menjadi hot spot dan tujuan penting eksplorasi di Asia Tenggara dan global.
“Sebagai bagian dari upaya dukungan industri hulu migas membangun ketahanan energi nasional, sebagai bagian dari rencana jangka menengah, pemerintah Indonesia menargetkan penawaran 60 wilayah kerja (WK) Migas baru selama periode dua tahun kedepan. Ini mencerminkan komitmen kami untuk menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional dan memperluas peluang investasi bagi mitra global,” ungkapnya, Kamis (22/5/2025).
“Kepercayaan Anda adalah dorongan besar bagi kami untuk terus membangun industri ini secara inklusif, efisien, dan berdaya saing tinggi. Sebagaimana arahan Presiden untuk meningkatkan produksi migas nasional, saya ingin menegaskan kembali bahwa SKK Migas siap menjadi mitra yang proaktif, responsif, dan mendukung penuh setiap langkah investasi hulu migas di Indonesia,” imbuh Djoko.
Selain itu, Djoko mengapresiasi para operator dan investor yang telah berpartisipasi aktif dalam eksplorasi migas Indonesia. Beberapa operator dan investor yang terlibat dan hadir, yaitu Pertamina, ExxonMobil, Petronas, Eni, BP, Posco, Woodside, Medco, Shell, Total, SK Earthon, EnQuest, ARAR Petrol A.S. (Impression Ventures AG), PETROS, JOGMEC, Dialog, Valeura,Petrochina, CNOOC, SINOPEC, INPEX, Zarubezhneft, KUFPEC, PTTEP, dan JAPEX.
Sementara Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus menjelaskan, Indonesia memiliki 128 cekungan sedimen yang dapat dieksplorasi menjadi cekungan migas. Dari 128 cekungan tersebut, hanya 20 cekungan yang berproduksi dan 27 cekungan sudah memiliki penemuan hidrokarbon (discovery basin) namun belum berproduksi, dan ini hanya sekitar 37% dari total jumlah cekungan sedimen yang ada.
Saat ini terdapat 162 WK di Indonesia, dengan status cadangan minyak dan gas Indonesia saat ini adalah sekitar 9 BBOE. Usaha-usaha untuk meningkatkan temuan cadangan dan produksi di cekungan migas dan penambahan WK migas di Indonesia sangat dibutuhkan melalui investasi baru eksplorasi dan penawaran WK migas.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya