3 hours ago
1
BARRU - Kabupaten Barru kini bukan sekadar perlintasan, melainkan zona merah kewaspadaan narkotika. Fakta mengejutkan terungkap dalam sosialisasi bahaya narkoba yang digelar di Aula Kantor Desa Nepo, Kecamatan Mallusetasi, Senin (29/12/2025).
Polres Barru membeberkan data mencengangkan, sepanjang tahun 2024, sebanyak 30 kilogram sabu-sabu berhasil disita dari 25 kasus dengan total 33 tersangka.
Angka ini menjadi sinyal kuat bahwa jaringan gelap narkotika telah merambah hingga ke pelosok desa.
Kasat Narkoba Polres Barru, Iptu Faesal, menegaskan bahwa peredaran barang haram ini bukan lagi cerita dari daerah lain.
"Narkoba itu nyata dan ada di sekitar kita. Jalur distribusi di Barru sangat masif karena letak geografis kita yang strategis, " ungkapnya.
Iptu Faesal memperingatkan bahwa pengedar kini mulai bergeser ke wilayah pedesaan dengan modus yang sangat licin. Beberapa strategi yang digunakan antara lain:
- Tipu Daya Khasiat: Narkoba dipasarkan sebagai obat kuat atau suplemen agar tidak cepat lelah, menyasar petani dan pekerja kasar.
- Iming-iming Ekonomi: Warga yang kesulitan ekonomi dirayu menjadi kurir dengan upah cepat.
- Jalur Tikus: Memanfaatkan jalan-jalan kecil dan wilayah pesisir untuk menghindari endapan petugas.
Pihak kepolisian menekankan bahwa tembok pertahanan terkuat melawan narkoba ada di tangan masyarakat. Iptu Faesal meminta warga tidak takut melapor jika melihat aktivitas mencurigakan.
"Melaporkan bukan berarti mengadu yang negatif, tapi menyelamatkan masa depan anak cucu kita. Identitas pelapor kami jamin 100% kerahasiaannya, " tegas Iptu Faesal di hadapan para peserta.
Kegiatan ini juga menjadi implementasi dari semangat BerAKHLAK, di mana Polri berupaya kolaboratif dan adaptif dalam menjaga ketahanan desa.
Dengan sinergi antara kepolisian dan warga, diharapkan Barru tidak lagi menjadi surga bagi para bandar, melainkan benteng yang kokoh melawan narkotika.
Desa yang kuat dimulai dari warga yang sadar, siaga, dan berani bergerak bersama.
