Studi Harvard: Indonesia Negara Paling Makmur dan Sejahtera, Kalahkan Israel dan Jepang (Foto: Adobe)
JAKARTA - Berita menggembirakan muncul dari hasil studi internasional yang dilakukan oleh Harvard University. Dalam penelitian yang berjudul Global Flourishing Study, Indonesia diakui sebagai negara dengan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran tertinggi di seluruh dunia, bahkan mengungguli negara-negara maju seperti Jepang dan Israel.
Penelitian Global Flourishing yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Mental Health ini melibatkan lebih dari 200.000 peserta dari 22 negara di enam benua, yang mencerminkan sekitar 64% dari total populasi global, demikian dilansir dari New York Post, Selasa (6/5/2025).
1. Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menilai "flourishing," yang merujuk pada kondisi di mana semua aspek kehidupan individu dalam situasi yang baik, termasuk kebahagiaan, kesejahteraan mental dan fisik, hubungan sosial, makna hidup, karakter, serta kestabilan finansial.
Hasilnya menunjukkan bahwa Indonesia menduduki posisi teratas sebagai negara paling makmur dan sejahtera. Posisi ini diikuti oleh Israel, Filipina, Meksiko, dan Polandia. Negara-negara lain seperti Nigeria, Mesir, Kenya, Tanzania, dan Argentina juga masuk dalam sepuluh teratas. Sementara itu, Amerika Serikat, meski kaya, hanya berada di urutan ke-12, dan Inggris lebih jauh lagi di tempat ke-20.
2. Indonesia Negara Sejahtera
Peneliti dari Harvard menjelaskan bahwa meskipun Indonesia bukan termasuk dalam kategori negara dengan pendapatan tinggi, masyarakatnya unggul dalam hal hubungan sosial dan karakter sosial yang kuat kedua hal tersebut terbukti menjadi faktor utama dalam penciptaan kehidupan yang bermakna dan sejahtera. "Indonesia memiliki kekuatan luar biasa dalam hubungan sosial dan partisipasi komunitas, yang merupakan faktor kunci dalam tingginya tingkat kesejahteraan penduduk," demikian dijelaskan dalam laporan tersebut.
Sebaliknya, Jepang muncul di posisi paling rendah dalam daftar tersebut. Meskipun Jepang dikenal sebagai negara dengan harapan hidup yang tinggi dan ekonomi yang maju, rendahnya tingkat hubungan sosial serta sedikitnya keberadaan teman dekat di antara penduduk menyebabkan mereka merasa kurang menemukan makna hidup.
Salah satu penulis penelitian, Brendan Case menyatakan bahwa kesejahteraan bukan hanya tentang kekayaan, demokrasi, atau kesehatan publik.
"Kami tidak mengklaim bahwa kekayaan atau umur panjang tidak penting, tetapi penelitian ini mengangkat pertanyaan penting tentang kemungkinan kompromi dalam proses pembangunan ini," jelasnya.
