Transisi ke Energi Hijau, China Belum Bisa Tinggalkan Penggunaan Batu Bara

5 hours ago 6

Transisi ke Energi Hijau, China Belum Bisa Tinggalkan Penggunaan Batu Bara

Ilustrasi.

JAKARTA - China telah melakukan transisi energi besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir untuk mengurangi emisi karbonnya, namun, di sisi lain, negara itu memperluas infrastruktur batu bara secara besar-besaran, termasuk persetujuan proyek baru, pembangunan, serta peningkatan impor bahan bakar tersebut. Dalam periode 2023 hingga 2025, China mengalami peningkatan signifikan dalam pembangunan dan impor batu bara yang menjadi bagian penting dalam kebijakan energi negara Beijing.

Menurut catatan independen, pada tahun 2024 China memulai pembangunan sekitar 94,5 gigawatt (GW) kapasitas pembangkit listrik batu bara baru — angka tertinggi dalam hampir satu dekade. Selain itu, sekitar 66,7 GW kapasitas batu bara tambahan juga disetujui dalam tahun yang sama. Kapasitas sebesar ini mencerminkan proyek yang sangat besar dan beroperasi selama 25–40 tahun ke depan, sehingga menimbulkan dampak jangka panjang terhadap emisi karbon dioksida.

Data operasional menunjukkan bahwa produksi listrik dari pembangkit termal, khususnya batu bara, meningkat sekitar 1,5% pada tahun 2024, dengan total mencapai kira-kira 6,34 triliun kWh. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas baru yang dibangun bukan hanya simbolik, melainkan juga berkontribusi pada peningkatan emisi secara nyata.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |