SUKABUMI - Diduga pernah menjadi pelaku pelecehan seksual kepada salah satu murid perempuannya, salah seorang guru yang telah dipindahkan, mendapatkan penolakan untuk kembalimengajar di SMAN 3 Kota Sukabumi.oleh siswa-siswinya.
Penolakan dilakukan para siswa-siswi SMAN 3 Kota Sukabumi dengan melakukan aksi di media sosial yang menyerukan menolak pelaku pelecehan seksual kembali mengajar di sekolah hingga viral di media sosial karena direpost oleh akun media komunitas warga Sukabumi.
Saat dikonfirmasi, Humas SMAN 3 Kota Sukabumi, Asep Rahmat Kurniawan mengklarifikasi adanya kabar pemindahan guru berinisial CC kembali ke SMAN 3 Kota Sukabumi tersebut, dan menyatakan bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
"Izinkan saya menjelaskan kronologis sebelumnya, sekitar 2 tahun lalu, November 2023 saat itu ada laporan dari siswa katanya telah terjadi pelecehan seksual. Bukan dalam arti sebenarnya, hubungan atau lainnya, tapi dalam arti lain, kita sekolah mengutuk kalaupun terjadi kegiatan seperti itu," ujar Asep, Sabtu (12/4/2025).
Asep menambahkan, tindakan pelecehan seksualnya tersebut tidak bisa dijelaskan karena pada saat dikonfrontir baik korban maupun pelaku tidak menceritakan secara jelas, detail, pelecehan seksualnya seperti apa. Karena menurutnya pegangan tangan juga sudah pelecehan seksual jika yang bersangkutan merasa tidak berkenan.
"Saya tidak tahu yang sebenarnya hanya laporan itu kita respon, ditindaklanjuti dengan melibatkan kesiswaan, BK semua menangani termasuk kepala sekolah selaku ujung tombak. Kita tabayyun kepada korban, kepada tersangka juga tabayyun, lalu dikumpulkan di ruang kepala sekolah lalu hasilnya menyatakan kedua belah pihak menerima dalam arti tidak ada tindakan ke ranah lain, kepolisian dan sebagainya," ujar Asep.
Lebih lanjut Asep mengatakan, kejadian sudah dianggap selesai sampai sekarang tidak terjadi apa-apa dan pihak sekolah menindaklanjuti dengan melapor ke KCD Wilayah V dan sudah diselesaikan secara kepegawaian. Saat itu guru tersebut tidak lagi bertugas di SMAN 3 Kota Sukabumi melainkan ditugaskan ke sekolah lain.
"Selanjutnya kami berpikir itu sudah menjadi ranahnya kantor cabang wilayah V. Kami pun tidak berpikiran lagi akan apa-apa karena sekolah sudah tenang dan kondusif. Kita juga di internal menyampaikan tetap kondusif dan alhamdulillah tidak terjadi apa-apa," ujar Asep.
Hanya mungkin akhir-akhir ini, lanjut Asep, terjadi pemicu aksi itu didasari kekhawatiran dan ketidaknyamanan siswa-siswi yang kembali mengungkap luka lama dengan adanya kehadiran guru tersebut kembali di lingkungan SMAN 3 Kota Sukabumi.
"Kapasitasnya hanya silaturahmi saja, saya pikir. Karena kita juga tidak ada obrolan lain-lain. Ya tanggal 8 itu kan semua ASN di TKD harus apel, mungkin dia hadir saat apel dan kapasitasnya hanya silaturahim saja terlepas dia tidak bekerja di sini saya pikir silaturahmi saja tetap dijaga. Dan tidak ada undangan. Semua apel itu diikuti oleh GTK baik ASN maupun non ASN," ujar Asep.
Asep juga berharap, kepada seluruh komponen bisa tetap tenang dan kekhawatiran tersebut tidak akan terjadi di SMAN 3 Kota Sukabumi, hanya munculnya gejolak ini dari media sosial yang pembahasannya menarik langsung heboh, padahal yang sebenarnya perpindahan guru tersebut tidak akan pernah terjadi lagi.
Boleh dibuktikan, kita tidak ada bukti, statement atau kebijakan bahwa yang bersangkutan akan mengajar lagi di sini, tidak. Sampai sekarang saya selaku humas belum ada informasi dari kepsek untuk menyatakan surat tugas belum ada," pungkas Asep.
(Khafid Mardiyansyah)