Viral Bocah Minum Miras saat Acara Dangdutan Picu Kekhawatiran, Tak Ada Orang Sekitar yang Mencegah

7 hours ago 2

Clarisa Adiana , Jurnalis-Jum'at, 25 April 2025 |14:20 WIB

Viral Bocah Minum Miras saat Acara Dangdutan Picu Kekhawatiran, Tak Ada Orang Sekitar yang Mencegah

Viral Anak Kecil Minum Miras saat Acara Dangdutan. (Foto: IG)

JAKARTA - Fenomena miras yang melibatkan anak di bawah umur kembali mengundang keprihatinan publik. Sebuah video viral memperlihatkan seorang anak perempuan sedang meminum minuman keras milik ayahnya dalam sebuah acara dangdutan.

Aksi ini tidak hanya mencoreng nilai moral masyarakat, tetapi juga memunculkan berbagai pertanyaan mengenai tanggung jawab orang dewasa dalam melindungi anaknya.

Video itu diunggah akun Instagram @awramed yang memperlihatkan momen memprihatinkan seorang anak perempuan dibiarkan orang dewasa sekitarnya meminum minuman keras (miras) milik ayahnya di sebuah acara dangdutan.

Dalam video tersebut tertulis, “Bukan maksud mau mabok sih, cuman mau nyicip aja katanya,” seolah ingin meredam kekhawatiran, namun justru memantik amarah warganet.

Momen ini terjadi di tengah keramaian, yang tampaknya dipenuhi oleh orang dewasa. Ironisnya, tidak ada satu pun yang terlihat mencegah atau menarik perhatian akan tindakan yang dinilai sangat tidak pantas tersebut. Warganet pun ramai-ramai mengecam video tersebut, menuntut agar pihak yang bertanggung jawab segera ditindak.

“Tolong pihak kepolisian, bapak ini segera ditangkap,” tulis akun @cor*** dengan nada geram.

Akun lainnya, @udh***, juga mengungkapkan keheranannya terhadap para orang dewasa di lokasi kejadian. “Disitukan banyak orang dewasa, kok dibiarin..” tulisnya.

Kritik lebih tajam datang dari akun @ziv*** yang menuliskan, “Ini daerah mana koe kaya bisa aja ya, di situ banyak orang yang lebih tua tapi pada diem aja. Gak ada yang melarang atau mencegah. Kasihannya masih kecil lo itu.”

Peristiwa ini mencuatkan kekhawatiran tentang lemahnya pengawasan orang tua, serta rendahnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan anak. Kejadian semacam ini tak hanya berdampak secara psikologis bagi anak yang terlibat, tetapi juga menormalisasi perilaku yang seharusnya tidak ditoleransi sama sekali.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |