Viral Kali BKT Terkontaminasi Gumpalan Busa Limbah, Ini Kata Dinas LH DKI

5 hours ago 2

Viral Kali BKT Terkontaminasi Gumpalan Busa Limbah, Ini Kata Dinas LH DKI

Ilustrasi Kali BKT Tercemar/ist

JAKARTA - Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, angkat bicara soal kemunculan busa di hilir Banjir Kanal Timur (BKT) tepatnya di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Peristiwa itu juga viral di media sosial.

Humas DLH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan menjelaskan, berdasarkan hasil koordinasi dengan petugas penjaga pintu air dari Dinas Sumber Daya Air di lokasi Weir 3 BKT, diketahui bahwa tinggi muka air pada saat kejadian mencapai 4,1 meter, atau berada pada status siaga.

“Dalam kondisi tersebut, sesuai SOP pengendalian banjir, seluruh pintu air di Weir 3 dibuka penuh untuk mengurangi tekanan air,” ujar Yogi di Jakarta, Jumat (20/6/2025).

Sebagai dampak dari pembukaan pintu air ini memicu turbulensi air yang cukup kuat, sehingga menimbulkan busa di sekitar area pembukaan sungai. Busa ini kemudian terbawa arus ke arah hilir menuju laut hingga sejauh kurang lebih satu kilometer, sebelum akhirnya berangsur menghilang.

“Busa tersebut diduga berasal dari limbah domestik warga, seperti deterjen yang terbawa aliran air hujan dari hulu BKT, dan mengalami turbulensi akibat terjadi perbedaan tinggi muka air sebelum dan sesudah pintu air,” tambahnya.

DLH  juga sudah mengambil langkah tanggap darurat dengan mengambil sampel air di lokasi kejadian untuk dilakukan analisis di Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah (LLHD).

Hasilnya akan digunakan sebagai dasar evaluasi lebih lanjut dan menentukan langkah penanganan ke depan, terutama terkait potensi limbah domestik yang masuk ke badan air.

DLH terus memantau kondisi sungai secara berkala dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar kejadian serupa tidak terulang.

Yogi mengungkapkan, disinyalir busa sering kali timbul dari buangan limbah masyarakat yang banyak mengandung detergen keras. Untuk diketahui, detergen keras adalah detergen yang buihnya banyak karena kandungan MBAS atau Metilen Blue Active Surfactan, di mana kurang ramah bagi lingkungan.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |