Wakili Wisuda Ayah karena Meninggal Dunia, Siswa SMP Ini Juga Kuatkan Ibu yang Tak Kuasa Menangis

10 hours ago 3

Wakili Wisuda Ayah karena Meninggal Dunia, Siswa SMP Ini Juga Kuatkan Ibu yang Tak Kuasa Menangis

Wisuda ITB (Foto: Okezone)

JAKARTA - Di tengah sorak sorai tepuk tangan dan air mata di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, terdapat satu pemandangan yang menjadikan acara wisuda ITB kali ini sangat istimewa.

1. Pelajar SMP

Ziel, seorang pelajar SMP, berdiri dengan penuh keberanian mewakili ayahnya, Hesekiel Sijabat, yang seharusnya diwisuda, tetapi Tuhan memiliki rencana yang berbeda.

Seharusnya, hari itu adalah saat yang paling bahagia bagi Hesekiel Sijabat. Toga wisuda bahkan sudah ada di rumah. Di status WhatsApp putrinya, Ziel, terdapat foto toga tersebut dengan caption yang mengharukan "Ziel akan mewakili Papa untuk wisuda besok di Sabuga ya Papa," katanya dikutip Instagram resmi Santosimo, Minggu (27/4/2025).

Namun, kehidupan memberikan kisah lain. Sebulan sebelum hari yang dinantikan, Hesekiel dipanggil oleh Sang Pencipta.

Pada hari tersebut, Ziel hadir di Sabuga, Bandung, bersama ibunya. Dari saat pertama kali memasuki gedung sampai acara berakhir, ibunya tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata, berusaha tegar di tengah kesedihan yang masih sangat mendalam.

Meski masih di bangku SMP, Ziel menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Ia melangkah ke panggung wisuda menggantikan ayah tercintanya yang lulus dengan predikat cumlaude dari ITB. Para kepala program dan orang tua wisudawan yang hadir tidak dapat menahan air mata mereka menyaksikan momen haru itu.

2. Pesan untuk Ayah

Dalam sebuah rekaman yang diunggah di akun Instagram, terlihat Ziel, suaranya bergetar namun penuh keberanian, menyampaikan pesannya untuk sang ayah.

"Hai Papa, aku ada disini untuk mewakili di acara wisuda. Terima kasih Papa, aku begitu bangga denganmu karena Papa lulus Cumlaude. Terima kasih Papa dan ITB," ujar Ziel.

Momen tersebut tidak hanya menyentuh hati keluarga, tetapi juga seluruh civitas akademika ITB dan masyarakat luas yang menyaksikannya. Ini menjadi pengingat bahwa perjuangan, cinta, dan semangat seseorang akan tetap dikenang oleh orang-orang tercinta, bahkan ketika mereka telah tiada.

(Taufik Fajar)

Read Entire Article
Desa Alam | | | |