Disiplin Remaja: 5 Cara Asyik Tanpa Hukuman, Lebih Efektif!

2 hours ago 2

 5 Cara Asyik Tanpa Hukuman, Lebih Efektif!

Bukan Hukuman, Ini 5 Cara Asik untuk Mendisiplinkan Remaja. (Foto: Freepik)

JAKARTA - Memberikan ancaman hukuman sepertinya menjadi cara jitu bagi orang tua untuk mendisiplinkan anak. Biasanya orang tua menyita gawai anak, melarang anak pergi ke tempat favorit, hingga menyuruh mereka diam di dalam kamar. 

Walaupun memang terbilang keras, memberi hukuman kepada anak remaja sepertinya kurang mempan. Remaja di zaman sekarang ini, mereka malah menunjukkan sikap tidak acuh atau bahkan melanggar hukuman yang diberikan.

Masa remaja merupakan periode perkembangan otak yang unik. Sebab sistem penguatan imbalan (seperti ventral striatum) berkembang lebih cepat daripada sistem kontrol (prefrontal cortex) yang mengatur impuls dan memprediksi konsekuensi jangka panjang. 
Akibat ketidakseimbangan ini, remaja lebih termotivasi pada nasihat serta menerima masukan dari teman sebayanya. Ancaman dan konsekuensi malah menjadi abstrak. Itulah yang menyebabkan hukuman dengan konsekuensi menjadi tidak ada efek, karena otak mereka lebih memprioritaskan masalah sosialnya.

Hasil tinjauan dari berbagai studi menunjukkan bahwa memberi hukuman keras baik itu hukuman fisik atau verbal malah memberikan hasil yang negatif. Hukuman ini meningkatkan masalah perilaku pada anak, memperburuk relasi orang tua dan anak, serta internalisasi moral yang rendah. Jadi apa yang harus dilakukan orang tua? 

1. Parenting Authoritative
Parenting authoritative menggabungkan batasan yang jelas dengan responsif dari penjelasan. Atau sederhananya menjadi tegas dalam hal yang tidak bisa ditawar oleh anak, misalnya pendidikan dan keselamatan. Lalu uraikan juga penjelasan yang berkorelasi dengan aturan, serta mendengarkan pandangan dari anak agar dirinya merasa adil.

2. Ganti Hukuman dengan Konsekuensi Logis
Berikan konsekuensi logis yang berhubungan langsung dengan pilihan anak. Misalnya jika meminta tidur larut, berarti harus bangun lebih pagi di keesokan hari. Konsekuensi yang konsisten dan tidak berlawanan dengan pilihan anak lebih efektif daripada memberikan hukuman yang sewenang-wenang.

3. Menghargai Perilaku Positif
Jika anak berlaku positif, berikan pujian atau reward yang tidak berlebihan. Dikutip dari Times of India (30/9/2025). Hal ini akan menciptakan kebiasaan baik daripada terus menekan perilaku buruk mereka.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |