Fenomena Menunda Kehamilan Meningkat di Indonesia, Ternyata Ini Penyebabnya!

5 hours ago 2

Fenomena Menunda Kehamilan Meningkat di Indonesia, Ternyata Ini Penyebabnya!

Fenomena Menunda Kehamilan Meningkat di Indonesia. (Foto: Wirestock/Freepik)

JAKARTA - Fenomena perempuan yang menikah tetapi menunda kehamilan di Indonesia semakin umum terjadi dalam beberapa tahun terakhir. 

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2022, sekitar 8,2% perempuan Indonesia berusia 15–49 tahun yang sudah menikah, memilih untuk menunda atau bahkan menghindari kehamilan. 

Angka ini mencerminkan perubahan sikap terhadap peran ibu dan kehamilan di kalangan generasi muda. Lantas, apa saja penyebab fenomena satu ini? Berikut ulasannya, dirangkum Okezone dari berbagai sumber, Rabu (23/4/2025).

Ternyata, fenomena ini tercatat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kesiapan mental, kekhawatiran atas kestabilan ekonomi, tekanan sosial, serta pertimbangan karier dan kehidupan pribadi.

Peran sebagai ibu merupakan perjalanan indah namun kompleks. Penting bagi masyarakat untuk memahami apa yang sebenarnya menjadi sumber ketakutan atau keraguan perempuan dalam menghadapi kehamilan dan peran sebagai ibu agar tidak berdampak kepada keputusan untuk menunda bahkan menghindari kehamilan.

Psikolog keluarga, Samanta Elsener menjelaskan, perjalanan menjadi ibu kerap kali dibayangi berbagai tantangan yang jarang dibicarakan secara terbuka. Banyak perempuan merasa perlu menyembunyikan emosinya karena tekanan sosial. 

“Padahal, rasa takut atau ketidaksiapan menjadi ibu adalah hal yang wajar dan manusiawi. Yang dibutuhkan adalah ruang untuk memproses perasaan itu secara jujur dan tanpa penilaian,” ujar Samanta, dalam keterangan tertulis yang diterima baru-baru ini. 

“Kehamilan seharusnya dijalani dengan kesadaran penuh, bukan dalam kesendirian. Karena itu, penting bagi lingkungan sekitar untuk hadir dengan empati dan dukungan,” lanjutnya. 
 
Karena itu, masih dalam semangat Hari Kartini yang identik dengan perjuangan dan peran perempuan, Kalbe Nutritionals meluncurkan kampanye “Siapa Takut Jadi Ibu!”. 

Melalui inisiatif ini, perempuan diajak untuk melihat kehamilan dan peran ibu dengan perspektif baru, bersama-sama mengubah stigma yang masih banyak melekat dan mendukung perempuan untuk dapat menjalani proses kehamilan dengan percaya diri.

Kampanye tersebut juga hadir bukan hanya sebagai bentuk dukungan, tetapi juga sebagai ruang reflektif, dialog dan inspirasi yang mendorong perempuan untuk berani menyuarakan kekhawatiran mereka tanpa merasa dihakimi.
 
Selain dukungan emosional, kampanye ini juga menyoroti pentingnya pemenuhan nutrisi selama periode emas - 1.000 hari pertama kehidupan. 

Peran nutrisi sangat menentukan dalam  membantu perempuan merasa lebih siap dalam mengambil peran sebagai ibu dan melahirkan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas.
 
“Data kami menunjukkan bahwa banyak ibu hamil yang masih mengalami defisit asupan nutrisi penting, khususnya protein, kalsium, DHA, zat besi, dan asam folat,” ungkap Dokter Obstetri dan Ginekologi, dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin. 

“Padahal, kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia pada ibu, keterlambatan perkembangan janin, hingga berat badan lahir rendah,” lanjutnya. 
 
Hal senada juga diungkapkan oleh Brand Group Manager Prenagen, Junita yang juga memahami bahwa kehamilan bukan sekadar proses biologis. 

Menurutnya, di tengah-tengah itu, ada banyak dinamika emosional, tekanan sosial, dan pertimbangan personal yang tidak selalu terlihat. 

Read Entire Article
Desa Alam | | | |