Kisah Keluarga Penguasa Mataram Terpecah Usai Titah Pembantaian Ulama

6 hours ago 1

Kisah Keluarga Penguasa Mataram Terpecah Usai Titah Pembantaian Ulama

Kisah Keluarga Penguasa Mataram Terpecah Usai Titah Pembantaian Ulama

JAKARTA - Pangeran Purbaya terlibat konflik dengan keponakannya Raja Mataram. Saat itu sang penguasa Mataram telah memerintahkan untuk melakukan pembunuhan besar-besaran ulama serta keluarganya.  Saat itu, Purbaya khawatir bila ulah keponakannya itu berdampak akan datangnya malapetaka di Kesultanan Mataram.

Pangeran Purbaya pun lantas tak menghadap ke istana tanpa pemberitahuan apapun ke sultan. Kekhawatirannya ditangkap oleh Sultan Amangkurat I sebagai bagian dari memberontak.

Maka Sultan Mataram ini diam-diam memperkuat dirinya, karena banyak sekali anak buah serta anak cucunya, yang seluruhnya 50 orang, dan kawan-kawannya yang berkedudukan.

Putra Pangeran Purbaya yakni Raden Mas, yang juga orang kepercayaan raja pun merasa khawatir dengan ulah sang ayahnya. Dikisahkan pada "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I", dari H.J. De Graaf, sudah tentu Sunan tidak merasa senang menghadapi keadaan itu. Ia merasa khawatir kalau-kalau terjadi kerusuhan.

Oleh karena itu, dikirimnya Raden Mas kembali kepada ayahnya dengan pesan bahwa Pangeran Purbaya mempunyai alasan untuk tidak lagi hadir di Istana karena ia (Tegalwangi) dalam melakukan pekerjaan besar ini (pembunuhan secara besar-besaran yang baru lalu) tidak berembuk terlebih dahulu dengannya (Purbaya).

Sultan Amangkurat I pun akan mengunjunginya keesokan harinya untuk menyampaikan maaf, dan memerintahkan putranya itu agar tetap bersama ayahnya untuk dapat membantu menghormati para tamu. Tetapi sang putra Raden Mas, yang dapat menangkap artinya menolak.

Read Entire Article
Desa Alam | | | |